Rerie Gunakan Metode Baru Sosialisasi Empat Konsensus Kebangsaan
JAKARTA (8 Februari): Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menggelar sosialisasi Empat Konsensus Kebangsaan, bersama 200 anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Sosialisasi dilakukan di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Sabtu (8/2) dengan pendekatan workshop.
“Sosialisasi kami lakukan dengan pendekatan baru yaitu sistem berpikir. Jadi tidak satu arah, melainkan dua arah, melalui tukar pikiran, melalui diskusi kelompok,” ungkap Lestari yang di jajaran pimpinan MPR membidangi Penyerapan Aspirasi Masyarakat.
Sosialisasi Empat Konsensus Kebangsaan itu merupakan permintaan dari mahasiswa, yang tergabung dalam PMII.
“Karena audiensnya dari kalangan muda, tentu caranya saya sesuaikan dengan karakter anak muda. Jadi metode sosialisasi yang digunakan sama sekali jauh dari cara-cara doktrinasi,” kata Lestari Moerdijat yang akrab disapa Rerie.
Menurut Legislator NasDem itu, menyosialisasi Empat Konsensus Kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI merupakan salah satu tugas anggota MPR.
“Jadi, dalam workshop ini Empat Konsensus Kebangsaan itu dipahami melalui sistem berpikir adik-adik mahasiswa, yang saya percaya berpikiran terbuka dan argumentatif,” jelasnya.
Dengan pendekatan metode itu, Rerie berharap target 129 juta pemuda memahami dan mempraktekkan nilai-nilai Pancasila, bisa tercapai.
Selain Rerie, narasumber yang dilibatkan dalam workshop itu adalah Dr Suyoto, mantan Bupati Bojonegoro, Jawa Timur, yang saat ini menjabat Ketua Koordinator Bidang Kebijakan Publik dan Isu Strategis DPP Partai NasDem, serta praktisi pendidikan Ahmad Baedowi, Med yang juga Ketua Bidang Kaderisasi dan Pendidikan Politik DPP Partai NasDem.
“Tentunya upaya itu harus juga melibatkan banyak pihak tidak hanya anggota MPR, tetapi juga pemerintah dan masyarakat untuk membumikan apa-apa yang terkandung dalam Empat Konsensus Kebangsaan,” katanya.
Pada 5 Februari lalu, Presiden Joko Widodo meminta Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang baru Yudian Wahyudi segera bekerja mengimplementasikan program pembinaan Pancasila.
Presiden berpesan agar kerja-kerja membumikan Pancasila digencarkan, khususnya di kalangan anak muda atau generasi milenial.
“Upaya membumikan Pancasila harus lebih cepat, tetapi yang terpenting memang targetnya yang sudah sering saya sampaikan, yakni kira-kira 129 juta orang yaitu anak-anak muda yang memerlukan injeksi tentang nilai Pancasila dalam keseharian,” kata Jokowi seusai acara pelantikan di Istana Negara, Jakarta.(*)