NU Diharap Membumikan Empat Konsensus Kebangsaan
PASURUAN (16 Februari): Nahdlatul Ulama (NU) memiliki saham sangat besar dalam perjuangan membangkitkan kesadaran nasional. Hal itu bisa dirunut dalam sejarah Indonesia.
Dalam sosialisasi Empat Konsensus Kebangsaan, anggota MPR/DPR RI dari Fraksi NasDem, H Aminurokhman berpesan kepada pengurus LPBH NU, Ranting NU, dan mahasiswa se-Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur untuk menjadi corong negara dalam membumikan nilai-nilai empat konsensus kebangsaan, yang meliputi Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Sebuah keniscayaan yang harus dilakukan oleh seluruh komponen bangsa untuk membumikan Empat Konsensus Kebangsaan kepada masyarakat,” kata Aminurokhman dalam Sosialisasi Empat Konsensus Kebangsaan di Universitas Yudharta, Ngalah, Purwosari, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (15/2).
Di hadapan ratusan peserta, anggota Komisi III DPR RI ini mengungkapkan bahwa Empat Konsensus Kebangsaan tersebut merupakan pedoman hidup bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
“Masyarakat tidak usah bingung, semuanya sudah ada di empat konsensus itu,” ujar Legislator NasDem tersebut.
Tokoh NU Pasuruan yang juga Sekretaris DPW Partai NasDem Jawa Timur tersebut menjabarkan fungsi masing-masing pilar. Pancasila adalah asas bernegara, UUD 1945 merupakan landasan konstitusi, NKRI sebagai bentuk negara, sedangkan Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan negara yang mencerminkan kemajemukan bangsa Indonesia.
“Secara keseluruhan, Empat Konsensus Kebangsaan tersebut memiliki spirit persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia,” tegas Aminurokhman.
Mantan Walikota Pasuruan dua periode itu mengingatkan bahwa dalam konteks kekinian, masih ada pihak-pihak yang menawarkan beragam konsep baru bernegara yang bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Empat Konsensus Kebangsaan. Ujungnya adalah memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Pola semacam ini, menurut Aminurokhman selalu muncul dalam setiap episode politik, baik di masa lalu, masa kini bahkan dimungkinkan akan terjadi di masa-masa mendatang.
“Negeri ini pernah mengalami masa suram di masa lalu dengan berbagai peristiwa sejarah yang mengancam integritas kita sebagai bangsa. Mereka menawarkan bermacam konsep bernegara yang bertolak belakang dengan realitas Indonesia sebagai bangsa heterogen, bahkan di antara mereka ada yang melakukan gerakan bersenjata. Namun atas izin Allah Swt usaha mereka dapat dipatahkan,” tegasnya.
Di universitas yang didirikan KH Sholeh Bahruddin itu Legislator Partai NasDem tersebut berpesan agar pengurus LPBH NU, pengurus Ranting NU dan mahasiswa se-Kabupaten Pasuruan responsif terhadap dinamika yang terjadi di tengah-tengah masyarakat terkait dengan isu-isu yang mengancam eksistensi Indonesia sebagai negara yang berdaulat.(Nico/*)