Presiden Diminta Ganti Kepala BPIP

JAKARTA (22 Februari): Presiden Joko Widodo diminta mengganti Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi, karena pernyataan menimbulkan kontroversial di tengah masyarakat.

Permintaan itu disampaikan anggota DPR RI Syarif Abdullah Alkadrie dari Fraksi NasDem. Menurut Syarif, pernyataan Yudian bahwa agama musuh Pancasila dan mengganti assalamualaikum dengan salam Pancasila, tidak tepat.

"Saya sebagai anggota DPR meminta Bapak Presiden Joko Widodo mengganti Kepala BPIP. Kapasitas dia tidak cocok sebagai Kepala BPIP," tegas Syarif saat diwawancarai, di Jakarta, Jumat (21/2).

Menurut Legislator NasDem Dapil Kalimantan Barat (Kalbar) itu, seharusnya pernyataan Kepala BPIP membuat adem dan sejuk masyarakat. Tetapi ternyata pernyataan Yudian malah sangat mengganggu.

"Dalam waktu berdekatan dia membuat pernyataan yang tendensius, bukan merangkul," kata anggota DPR dari dapil Kalimantan Barat I itu.

Menurut Syarif, Pancasila diangkat dari apa yang tumbuh dan hidup dalam masyarakat Indonesia. Pancasila merupakan hasil kajian para pendiri bangsa. Sila-sila Pancasila diambil dari nilai-nilai kehidupan manusia Indonesia. 

"Intisari dari lima sila itu adalah bagian dari kehidupan beragama. Jadi, bagaimana bisa mengatakan Pancasila itu musuh agama?" tanyanya.

Legislator NasDem tersebut juga mempertanyakan statemen Kepala BPIP yang mengusulkan assalamualaikum diganti dengan salam Pancasila. 

"Apa salahnya assalamualaikum dengan Pancasila? Tidak ada salahnya. Salam itu merupakan doa. Sebagai orang beragama diwajibkan untuk berdoa," katanya.

Kata Syarif, banyak persoalan yang harus diselesaikan bangsa ini, seperti masalah ekonomi, kemiskinan, kesenjangan sosial, stunting dan sebagainya. 

"Ini yang jadi fokus bangsa ini ke depan. Jangan kita terjebak dengan perdebatan hal-hal yang tidak perlu," ujarnya.

Syarif menegaskan, seharusnya Kepala BPIP mengukuhkan dan membumikan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara di tengah masyarakat. Tugas Kepala BPIP adalah menanamkan kepada masyarakat bahwa Pancasila mempunyai peran penting dalam mempersatukan bangsa.

"Lebih 70 tahun kita merdeka, kita masih tetap utuh sebagai bangsa. Padahal, bangsa kita lebih 700 suku, budaya lebih 1000, pulau hampir 20 ribu, agama juga banyak. Kita masih bersatu, walau ada riak kecil," ujarnya.

Jika ada kekurangan, katanya, misalnya adanya paham yang tidak mengenal Pancasila, atau ada yang menganggap Pancasila bertentangan dengan agama, itu yang harus diluruskan. 

"Pancasila tidak sedikitpun bertentangan dengan agama," ujarnya.

Menurut Syarif, dengan latar belakang dua statemen tersebut, Yudian tidak tepat di posisi yang didudukinya di BPIP sebagai lembaga pemersatu.(BA/*)

Add Comment