Siswa-Siswi Sukma Bangsa Dididik Cinta Tanah Air
BIREUEN (22 Februari): Ketua Yayasan Sukma Lestari Moerdijat menceritakan mengenai pesan Surya Paloh, selaku Pembina Yayasan Sukma saat mendirikan Sekolah Sukma Bangsa. Surya menginginkan siswa-siswinya tak sekadar memahami ilmu ajaran agama.
"Saya ingat sekali ketika Pak Surya meminta saya untuk mempersiapkan sekolah ini. Beliau bilang 'kamu harus buat sekolah Re, kamu harus pastikan anak-anak ini mengerti Al-Qur'an. Mengerti, bukan membaca, itu hal yang berbeda," kata Rerie di kompleks Sekolah Sukma Bangsa, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, Sabtu (22/2).
Rerie mengungkapkan, Surya meminta peserta didik diberikan pelatihan kemampuan berbahasa Inggris. Siswa-siswi Sekolah Sukma Bangsa punya peluang bersaing di dunia internasional.
Wakil Ketua MPR itu mengaku pernah disuruh menyanyi lagu Sabang sampai Merauke oleh Surya. Ada pesan penting di balik lagu nasional itu.
"Bapak bilang, anak-anak yang ada di sekolah ini harus tahu, tidak ada Indonesia kalau tidak ada Aceh dan tidak ada Papua'," ucap Rerie.
Nilai-nilai kebangsaan ditanamkan Yayasan Sukma sejak peserta didik mulai belajar. Hal ini bertujuan agar peserta didik memahami rasa cinta Tanah Air dan nilai-nilai nasionalisme.
Kini Sekolah Sukma Bangsa mendapat kehormatan menyelenggarakan sebuah kegiatan jamuan makan bertajuk 'Kenduri Kebangsaan'. Acara itu diinisiasi untuk mempersatukan elemen masyarakat, politik, serta pemerintah, dalam pembangunan dan kebangsaan Aceh.
"Makanya tagline Sukma kami pakai, Kenduri Kebangsaan dari Aceh untuk Indonesia. Selama ini sekolah Sukma memiliki metode pembelajaran yang berbeda dan mengajarkan nilai Pancasila, kebangsaan, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika dalam keseharian," ujar Rerie.(Medcom/*)