Bantuan Ternak untuk Korban ASF Harus Diprioritaskan

SUMBA BARAT DAYA (12 Maret): Anggota DPR RI, Ratu Wulla Talu mengusulkan pemerintah daerah provinsi maupun kabupaten/kota agar mendata para peternak di daerahnya yang mengalami serangan African Swine Fever (ASF) atau virus yang menyerang pada babi.

"Saya mendapatkan laporan adanya sejumlah peternak babi di daratan Timor yang mengalami kerugian besar akibat ternak babi peliharaan mereka mati terserang virus ASF hingga habis," ujar Ratu di Ratu Wulla Talu (RWT) Center di Waetabula, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (11/3).

Legislator Daerah Pemilihan (Dapil) II NTT ini menegaskan pandangannya agar pemerintah daerah memprioritaskan para peternak korban virus ASF ini menjadi penerima program bantuan ternak dari pemerintah tidak boleh diterjemahkan sebagai pengganti ternak para peternak yang mati terserang virus ASF dalam beberapa waktu terakhir, khususnya di daratan Timor, NTT.

“Ini tidak bisa disebut dengan ganti rugi, karena ini (virus ASF) sudah termasuk bencana. Tetapi ada program-program bantuan pemerintah, baik dari pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi, maupun  dari Kementerian berupa program bantuan ternak dan lainnya yang sudah dianggarkan. Jadi ini bisa didata agar nanti program ini dilaksanakan diprioritaskan kepada mereka yang terkena musibah ini,” jelas anggota DPR RI dari Fraksi NasDem tersebut.

Ratu Wulla menegaskan, penggunaan anggaran negara dalam hal apa pun tidak bisa serta-merta langsung dilakukan karena semuanya harus melalui perencanaan dan penganggarannya agar nantinya bisa dipertanggungjawabkan secara baik. 

“Menggunakan anggaran negara ini memang tidak bisa asal ambil pakai saja. Jadi memang harus melalui perencanaan yang baik,” jelasnya.

Menurut Ratu, selain program bantuan ternak yang mungkin saja ada dalam program pemerintah kabupaten/kota, provinsi, hingga kementerian, program lain yang bisa diarahkan kepada para peternak yang menjadi korban bencana virus ASF di daratan Timor adalah bantuan tenaga kerja mandiri, pelatihan-pelatihan keterampilan dan lainnya bisa diprioritaskan bagi para peternak untuk dapat kembali membangun ekonomi masyarakat.

Legislator NasDem itu mengapresiasi, langkah pemerintah provinsi NTT dan kabupaten/kota di NTT yang mengambil langkah untuk menghentikan sementara pengantarpulauan ternak babi dan produk olahannya sebagai langkah antisipasi penyebaran virus ASF ke kabupaten lain yang saat ini masih belum terpapar virus ASF bisa tetap aman.

“Keputusan gubernur dan bupati/wali kota yang sudah mengambil kebijakan guna membatasi sementara pengantarpulauan ternak babi dan produk olahannya adalah langkah yang baik. Karena penyebaran virus ASF ini juga harus dikendalikan pemerintah sehingga tidak terus menyebar ke semua peternak babi di seluruh NTT,” pungkasnya.

Sebelumnya, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat mengeluarkan edaran kepada semua bupati/wali kota di daratan Timor untuk mengisolasi ternak babi dan produk olahannya guna menghindari makin luasnya penyebaran virus ASF ke peternak babi lainnya di pulau-pulau lain di NTT. 

“Kita sudah keluarkan edaran ke wali kota Kupang dan bupati se-daratan Timor  tidak boleh mengeluarkan ternak babi dari kabupaten/kota di Pulau Timor untuk ke pulau lainnya. Jadi kita juga lagi fokus untuk menangani penyebaran virus ini secepatnya, agar tidak terus ada peternak yang menjadi korban,” tegas Viktor dalam kunjungannya beberapa waktu lalu ke daratan Sumba.(HH/*)

Add Comment