Garda Pemuda NasDem Teladani Ahmad Bagdja
SURABAYA (16 Maret): DPP Garda Pemuda NasDem mengadakan tahlilan 40 harian wafatnya KH Ahmad Bagdja, mantan Sekjen PBNU era Gus Dur dan Ketua Umum PB PMII periode 1997-1981, dengan mengundang sejumlah tokoh senior Kelompok Cipayung.
Acara yang dirangkai dengan diskusi kepemudaan bertajuk 'Melawan Intoleransi, Merawat Kebhinnekaan, Menjaga NKRI' itu bertempat di RM Agis, Kota Surabaya, Jawa Timur, Minggu (15/3).
Hadir sejumlah tokoh senior Kelompok Cipayung di antaranya KH Ali Maschan Musa (PMII), Choirul Anam (Ansor), M Nabil (HMI), Antonius Sumitomo (PMKRI), Daniel Rohi (GMKI), dan Didik Prasetyono (GMNI).
Sekjen DPP Garda Pemuda NasDem, Moh Haerul Amri, menjelaskan bahwa kehadirian sejumlah tokoh itu untuk memberikan testimoni tentang keteladanan Ahmad Bagdja sebagai aktivis lintas zaman dan lintas generasi.
“Para senior Kelompok Cipayung kita ajak tahlil dan doa bersama untuk mendiang Ahmad Bagdja. Setelah itu mereka kita minta memberikan testimoni tentang ketokohan dan keteladanannya yang kemudian dirangkai dengan acara diskusi tentang kepemudaan,” kata Haerul.
Haerul Amri yang akrab disapa Aam itu, menyampaikan bahwa acara ini didedikasikan bukan hanya untuk kader NasDem, tetapi untuk seluruh pemuda yang sebagian besar hidupnya dihibahkan untuk masyarakat, bangsa, dan negara.
"Garda Pemuda NasDem hanya bertindak sebagai fasilitator dan mediator untuk pemuda Indonesia, khususnya Jawa Timur agar mengambil sisi baiknya terhadap nilai-nilai perjuangan yang dilakukan Ahmad Bagdja di masa hidupnya,” ungkap Aam.
Mantan Ketua Umum PMII Jombang itu menjelaskan bahwa Ahmad Bagdja adalah sosok visioner yang menginspirasi. Semangat dan ketulusannya dalam memegang prinsip perjuangan merupakan teladan yang layak diadopsi dalam gerakan kepemudaan kini dan akan datang.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Bidang OKK Partai NasDem Jawa Timur, Nico Ainul Yakin menyampaikan bahwa Ahmad Bagdja adalah senior para aktivis yang memiliki segudang pengalaman.
Ketua DPD NasDem Kabupaten Pasuruan itu menceritakan sosok Ahmad Bagdja yang telah berproses dari bawah menjadi aktivis mahasiswa yang konsisten dan berani di saat kampus mengalami proses 'pengebirian politik' oleh Orde Baru pada dekade 1970-an. Bahkan, ketika menjadi Ketua Umum PB PMII, Bagdja berhasil mengkonsolidasi PMII menjadi salah satu OKP (Organisasi Kepemudaan) yang diperhitungkan.
“Almarhum Bagdja bukan hanya senior bagi kader-kader PMII, namun juga senior bagi seluruh generasi muda khususnya pemuda yang berhimpun di semua OKP. Ketokohannya diterima semua kalangan, baik ketika menjadi aktivis kampus maupun saat menjadi Ketua Umum PB-PMII dan Sekjen PBNU,” terang Cak Nico panggilan akrab Ketua Umum PMII Jawa timur periode 1994-1996.
Cak Nico yang juga bertindak sebagai moderator dalam sesi dialog acara ini mengatakan hahwa mengenang 40 hari wafatnya Ahmad Bagdja merupakan tema yang selalu dibicarakan, dan tema yang universal ini juga menjadi bagian visi kepemimpinan Ahmad Bagdja di masa hidupnya," (BA/*)