Pemerintah Harus Tegas Larang Kegiatan dengan Massa Besar
JAKARTA (20 Maret): Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Saan Mustofa mengatakan pemerintah harus tegas melarang kegiatan yang melibatkan massa dalam jumlah besar saat menerapkan kebijakan pembatasan sosial.
"Di waktu genting seperti ini, saya rasa pemerintah bisa saja melakukan pelarangan total terhadap kegiatan-kegiatan dengan jumlah massa besar. Ini merupakan kewajiban dan prioritas pemerintah untuk melindungi warga negaranya," kata Saan dalam keterangannya, di Jakarta, Kamis (19/3).
Hal itu dikatakannya terkait acara Ijtima' Dunia Zona Asia di Gowa, di Sulawesi Selatan dan acara penahbisan Mgr Siprianus Hormat sebagai Uskup Ruteng, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sebelumnya, Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo telah menyurati panitia kegiatan untuk menunda pelaksanaan guna mencegah penularan Covid-19. Dan Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo telah meminta Keuskupan Ruteng menunda acara penahbisan uskup tersebut.
Atas hal itu, Saan mengapresiasi Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) dan seluruh pemangku kepentingan di Sulsel yang dengan pendekatannya bisa membatalkan ijtimah ulama Asia di Gowa.
Dia juga menyesalkan jika ada acara lain tetap berlangsung dengan pengumpulan massa dalam jumlah besar.
"Prioritas kita saat ini adalah mencegah penyebaran Covid 19 yang sedemikian cepat sehingga tidak ada solusi lain kecuali pembatasan sosial dan karantina di rumah masing-masing. Kita minta pemerintah tegas membatasi massa itu," ujar Legislator NasDem tersebut.
Sekretaris Fraksi Partai NasDem DPR itu, menilai di berbagai negara, kegiatan-kegiatan yang melibatkan jumlah massa besar pun sudah dihentikan, seperti di Amerika Serikat yang meliburkan Liga Basket NBA.
Di Italia menurut dia, sempat menerapkan kebijakan pertandingan sepakbola Liga Italia tanpa penonton pun, akhirnya meliburkan pertandingan liganya. Bahkan Vatikan sudah memutuskan Perayaan Paskah tanpa dihadiri umat.
"Kesadaran inilah yang harusnya juga muncul dari sisi penyelenggara acara. Jangan sampai akibat dari semata mengejar terlaksananya acara, justru malah membahayakan masyarakat banyak," pungkasnya.(BA/)