Perlu Permudah Pencairan Dana PIP
JAKARTA (21 April): Anggota Komisi X DPR RI Rico Sia mengapresiasi program BRI Teras Kapal yaitu program pelayanan bank penyalur dana Program Indonesia Pintar (PIP) yang sudah beroperasi di daerah-daerah pulau yang tidak dapat dijangkau, seperti di Labuan Bajo, Halmahera dan Kepulauan Seribu.
Anggota DPR dari NasDem tersebut menyampaikan apresiasi itu dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi X DPR-RI dengan Dirut BNI 46 dan Dirut BRI pada Selasa (21/4). Dalam kesempatan itu Rico Sia juga mengusulkan agar Raja Ampat yang merupakan daerah kepulauan di Papua Barat masuk ke dalam daerah program BRI Kapal Teras tersebut.
"Diharapkan agar BNI 46 juga memiliki program yang serupa dengan BRI untuk menjangkau daerah-daerah yang terpencil," kata Legislator NasDem dari dapil Papua Barat itu.
Menurut Rico Sia, siswa/penerima PIP dari kepulauan mengalami kesulitan ketika ingin melakukan proses pencairan dana PIP. Karena lokasi bank penyalur jauh dari lokasi mereka tinggal yaitu harus nyeberang memakai speedboot/kapal bahkan ada yang sampai menginap.
"Bayangkan berapa biaya yang harus mereka keluarkan untuk mendapatkan dana PIP," katanya.
Untuk itu, Rico Sia juga mengusulkan, agar dana tersebut baiknya langsung transfer ke rekening siswa atau melalui BRI agar memudahkan mereka dalam proses pencairan, mengingat BNI belum ada unit-unit di pedesaan atau di daerah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal) di Papua Barat.
Rico Sia juga meminta data kepada bank penyalur PIP yakni BNI 46 dan BRI melalui Kemendikbud untuk memberikan data progres penyaluran dan pencairan PIP per provinsi/kabupaten/kota secara periodik (perbulan) mulai dari tahun 2018-2020.
"Mengingat apa yang disampaikan bank penyalur bahwa ada dana yang belum tersalurkan dan harus dikembalikan ke Pusat," jelasnya.
Rico menuturkan, banyak penerima PIP mengalami kesulitan menjangkau lokasi pengambilan, yang akhirnya mereka terpaksa tidak mencairkan karena berat diongkos.(HH /*).