Rachmad Gobel: Investasi Asing Jangan Lemahkan NKRI
JAKARTA (6 Mei): RUU Cipta Kerja harus menghadirkan lapangan kerja yang tidak sekadar membuat orang bekerja tetapi lapangan kerja yang tercipta dari program itu harus bernilai.
Hal tersebut dikemukakan Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi NasDem, Rachmad Gobel, saat rapat Badan Legislasi (Baleg) DPR RI, Selasa (5/5) membahas tentang Omnibus Law RUU Cipta Kerja.
Legislator NasDem itu mengingatkan, agar jangan hanya bicara lapangan kerja yang tidak ada nilai. "Ini yang maksud saya harus dilihat detail, seperti apa yang mau kita bangun dengan Omnibus Law ini?" ungkap Rachmad Gobel.
Wakil rakyat dari Gorontalo itu mengamini bahwa usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang merupakan penggerak ekonomi bangsa mesti diperkuat. Namun, katanya, produk-produk yang ditawarkan UMKM harus turut memperkuat daya saing Indonesia.
"Yang saya maksud adalah, bagian UMKM juga bagaimana peran masyarakat punya nilai tradisional, adat istiadat, budaya, yang mempunyai kekayaan. Itu harus kita jaga. Belum lagi makanan-makanan dan sebagainya," tutur dia.
Menurut dia, Indonesia memiliki ragam kekayaan budaya yang mempunyai nilai jual tinggi. Gobel mencontohkan tenun ikat dan songket.
Legislator asal Gorontalo itu juga berbicara soal pintu-pintu investasi yang dipermudah dalam RUU Cipta Kerja. Ia menilai, Omnibus Law RUU Cipta Kerja harus membangun nilai tambah bagi NKRI.
"Omnibus Law, saya tidak melihat ini sebagai lapangan kerja, tapi untuk membangun nilai tambah lebih besar untuk NKRI. Negara perlu persaingan," ucap Gobel.
"Juga jangan sampai investasi yang diinginkan, malah melemahkan NKRI. Investor asing hanya pelengkap. Bukan yang utama. Ini yang selalu saya ingatkan," lanjut dia.
Oleh karena itu, Rachmad Gobel mengatakan pembahasan pasal-pasal dalam draf Omnibus Law RUU Cipta Kerja tak boleh tergesa-gesa. Dia menegaskan kepentingan bangsa tidak boleh dinomorduakan.
"Kita harus bangun rakyat dari usaha kecil menengah. Jangan sampai kita memberikan seluas-luasnya untuk impor dan akhirnya bergantung. UMKM jangan akhirnya melemahkan daya tahan NKRI, " ujar Gobel.
Ditambahkan, jangan juga karyawan hanya dianggap sebagai pekerja. Karyawan itu manusia yang harus dimanusiakan, bukan sebagai buruh.
"Sebagai manusia, tentu dia ada proud dan pengetahuan," tegas Rachmad.
Maka itu, Rachmad mengingatkan lagi bahwa keterbukaan tangan pemerintah terhadap pihak asing jangan sampai melemahkan posisi NKRI.
"Jangan sampai kita undang asing, membuka, membuka, tapi kita melemahkan NKRI. Apalagi banyak orang yang mau cepat saja," pungkas Gobel.(*)