Sulit Hentikan Operasional KRL di Jakarta

Getting your Trinity Audio player ready...

JAKARTA (6 Mei): Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta, Wibi Andrino menilai sulitnya mewujudkan upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di DKI Jakarta dengan merencanakan penghentian operasional kereta rel listrik (KRL) ke Jakarta. 

Menurut Wibi, pengguna jasa transportasi itu mayoritas pekerja golongan ekonomi menengah ke bawah.

"Memang rencana sebelumnya seperti itu, namun banyaknya pengguna KRL masuk golongan ekonomi menengah ke bawah ya membuat perhitungan harus dilakukan dengan matang," ujar Legislator NasDem Jakarta itu, Rabu (6/5).

Menurut Wibi yang juga Sekretaris DPW NasDem DKI Jakarta tersebut, kebijakan untuk menghentikan operasional KRL agak sulit dan banyak pertimbangan. Pasalnya, pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta membuat banyak moda transportasi tak bisa beroperasi sehingga alternatif yang dipilih masyarakat menjadi terbatas.

"Banyaknya pembatasan kendaraan umum seperti ojek online dan yang lainnya membuat masyarakat atau pekerja kesulitan dalam akses ke tempat kerja," ucapnya. 

Wibi menyebutkan, salah satu upaya pencegahan penularan dan penyebaran Covid-19 di DKI Jakarta yang ampuh ialah dengan menjalankan protokol kesehatan dengan ketat, termasuk di moda transportasi seperti KRL yang punya risiko penularan tinggi.

"Protokol kesehatan saja yang diperketat. Jadi wajib menggunakan masker, terapkan jarak di KRL, duduknya dibatasi dan tidak bersentuhan, wajib deteksi suhu atau menggunakan sarung tangan," tandasnya.

Ia juga menilai, sejauh ini penerapan protokol kesehatan sudah terbilang baik namun perlu ditingkatkan serta dimaksimalkan. Pemerintah serta pihak terkait harus gencar menyosialisasikan pentingnya menggunakan masker dan aspek lain di tengah pandemi Covid-19.

"Harus ditingkatkan, jangan kendor. Sosialisasi harus kuat, tindakan-tindakan penegakannya juga harus kuat. Karena berdasarkan penyampaian gubernur, zona merah sudah berkurang. Kita jangan senang dulu sebelum menemukan anti-virus atau vaksinnya terhadap Covid-19. Perang ini belum selesai, masih jauh dari selesai kecuali kalau sudah ditemukan obatnya," kata Wibi.(HH/*)

Add Comment