Satori Apresiasi Siswa MAN Jadi Paskibraka

JAKARTA (26 Agustus): Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi NasDem, Satori mengapresiasi Ditjen Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) yang berhasil mengirimkan satu perwakilan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) yaitu Muhammad Adzan menjadi anggota pasukan pengibar bendera Merah Putih pada HUT ke 75 RI, 17 Agustus lalu. 

“Saya sangat bangga dan mengucapkan selamat kepada Kemenag terutama Ditjen Pendis yang berhasil mengirimkan Muhammad Adzan dari MAN 2 Kota Bima NTB sebagai Paskibraka 2020. Artinya walaupun dari madrasah tidak kalah dengan SMA lain di Indonesia,” ujar Satori saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat Komisi VIII DPR dengan Dirjen Pendis Kemenag dan para Rektor PTKIN Wilayah bagian Barat, Tengah dan Timur di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (25/8).

Dalam rapat itu Satori juga menanyakan kepada seluruh rektor yang hadir soal teknis untuk penundaan/perpanjangan pembayaran uang kuliah tunggal bagi mahasiswa. 

“Teknis untuk penundaan/perpanjangan pembayaran 2-4 bulan itu untuk mahasiswa semester berapa? Apakah berlaku untuk semua mahasiswa? Mahasiswa semester akhir, mahasiswa baru atau bagaimana? Mohon dijelaskan jangan sampai pas sudah waktunya pembayaran uang kuliah ternyata hanya mahasiswa semester tertentu yang memperoleh fasilitas tersebut?” tanya Legislator NasDem Dapil Jabar VIII itu.

Selain itu, Satori juga menyinggung masalah pembelajaran daring /online di tengah pandemi Covid-19.

“Pembelajaran daring/online pada masa pandemi kan sangat panjang. Apakah hanya diberikan keringanan penundaan/perpanjangan waktu pembayaran saja? Apakah tidak ada pemotongan biaya kuliah? ‘’ tanyanya lagi.

Legislator NasDem itu juga berharap, keringanan keringanan uang kuliah tunggal (UKT) itu tidak hanya untuk mahasiswa yang orang tuanya terkena Covid-19 kemudian meninggal, tetapi diperluas untuk mahasiswa yang orang tuanya bekerja sebagai pekerja seni dan pendakwah. 

“Alangkah lebih baik keringanan UKT itu diperlebar. Selain untuk mahasiswa yang orangtuanya terkena dampak atau meninggal akibat Covid-19, juga untuk mahasiswa yang orang tuanya sebagai seniman atau pekerja seni yang pada saat pandemi ini tidak bisa atau jarang tampil. Mahasiswa yang orang tuanya pendakwah atau ulama, juga mohon kebijaksanaannya,” kata Satori.(Dev/HH/*).

Add Comment