Dua Tahun Bencana Sulteng, Aristan-Wahyudin Diberi Sarung Bekas
PALU (29 September): Pasangan Wali Kota-Wakil Wali Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) Aristan-Muhammad Wahyuddin memilih memperingati dua tahun bencana di Palu, Donggala, Sigi dan Parimo (Padagimo) dengan bersilaturrahmi dengan warga di hunian sementara (Huntara) Pacuan Kuda, Panau, Tawaeli, Kabupaten Palu Utara, Sulteng, Senin (28/9).
Bencana gempa bumi dengan kekuatan 7,7 SR yang memicu tsunami dan likuifaksi di Padagimo pada 28 September 2018 itu menelan korban jiwa sebanyak 2.227 orang meninggal dunia dan ratusan ribu tinggal di tenda-tenda darurat. Hingga saat ini sebagian warga korban bencana itu masih tinggal di huntara karena belum adanya hunian tetap (huntap).
Kedatangan Aristan- Wahyuddin ke huntara disambut suka cita warga. Namun warga juga tidak bisa menyembunyikan kesedihan saat Aristan dan Wahyuddin menyapa mereka ke bilik-bilik huntara.
Fadilah salah satunya. Fadilah merupakan salah satu korban selamat dari terjangan tsunami Pantai Panau Tawaeli saat itu. Fadilah meneteskan air mata ketika Aristan dan Wahyuddin menyambangi bilik mereka.
"Saya bahagia, itu sebabnya saya menangis. Karena saya bisa kembali bertemu Aristan di sini," ujar Fadilah.
Menurut Fadilah, Aristan sejak awal peduli dengan warga di huntara itu. Hingga dua tahun bencana, Aristan rutin datang dan memberikan semangat kepada semua warga.
Sebagai bentuk kepercayaan dan kebahagian mereka terhadap pasangan Aristan-Wahyuddin, Fadilah dan salah satu warga lainnya memberikan sarung bekas kepada kedua pasangan calon Wali Kota-Wakil Wali Kota Palu itu.
Sarung ini, kata Fadilah, sebagai bentuk harapan dan kepercayaan kami kepada Aristan dan Muhammad Wahyuddin. Ini simbol dari kegelisahan, dan harapan kepada Aristan dan Muhammad Wahyuddin.
"Kami berharap, jika terpilih Aristan-Wahyuddin bisa menyelesaikan penderitaan kami dan semua warga yang masih mendiami hunian sementara seperti kami. Sampai saat ini kami belum mendapatkan kepastian soal hunian tetap," katanya.
Bagi pasangan Aristan-Wahyuddin, pemberian sarung bekas itu adalah amanah besar bagi mereka.
Pada kesempatan tersebut, Aristan juga mengatakan, masih banyak yang harus diselesaikan oleh pemerintah terkait korban bencana 28 September 2018 itu. Ini harus diselesaikan secara serius.
"Sarung yang diberikan kepada kami berdua adalah bentuk kepercayaan mereka terhadap kami berdua. Insya Allah kami akan prioritaskan warga kita yang masih mendiami semua huntara di Kota Palu ini," tutup Aristan.
Setelah diberikan sepasang sarung, pasangan Aristan- Wahyuddin mendatangi setiap bilik huntara dan menyapa warga korban tsunami kelurahan Panau itu.(NasDem Sulteng/*)