Masa Jabatan Tiga Tahun, Pilih Pemimpin Berpengalaman
SLEMAN (5 Oktober): Ketua DPW Partai NasDem DIY, Subardi mengingatkan, masa jabatan kepala daerah hasil Pilkada 9 Desember 2020 secara efektif hanya tiga tahun. Aturan itu mengacu pada Pasal 201 Ayat 7 UU 10/2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Wali Kota. Pasal tersebut mengatur masa jabatan hasil Pilkada 2020 hanya sampai tahun 2024. Selanjutnya Pilkada digelar serentak bersama Pemilu Presiden, DPR, DPD dan DPRD.
Dengan masa dinas efektif tiga tahun, maka masyarakat diimbau selektif memilih pemimpin. Perlu memperhatikan kemampuan dan pengalaman di bidang pemerintahan. Jika tidak, risikonya daerah tersebut sulit maju, bahkan mengalami kemunduran.
“Bagaimana tidak mundur? Pimpinannya tidak memiliki pengalaman yang cukup untuk menggerakkan roda pemerintahan,” kata Subardi di sela workshop pemenangan Partai NasDem Kabupaten Sleman, di Sleman, DIY, Minggu (4/10).
Anggota Komisi VI DPR itu menjelaskan, saat masa jabatan lima tahun, dua tahun pertama kepala daerah lebih banyak mempelajari ritme pemerintahan. Pasalnya, pemimpin yang baru pertama menjabat, butuh waktu menguasai sistem, bagaimana strategi pembangunan, bagaimana menyusun Perda, dan bagaimana membangun komunikasi dengan legislatif.
Legislator NasDem itu menilai, sebagai kepala daerah, tidak boleh menyerahkan inisiatif pembangunan kepada organisasi perangkat daerah (OPD) dengan alasan butuh waktu untuk adaptasi dengan sistem pemerintahan.
"Ini bukan soal kesempatan yang sama untuk memimpin daerah. Tetapi dengan hanya tiga tahun, kandidat dengan jam terbang tinggi lebih dibutuhkan," tegasnya.
Subardi kemudian menyodorkan fakta. Calon-calon yang diusung Partai NasDem di tiga kabupaten di DIY seluruhnya berpengalaman di pemerintahan. Secara khusus untuk Pilkada Sleman, Subardi menunjukkan fakta, Cabup Sri Muslimatun adalah petahana Wakil Bupati sejak 2015. Pasangannya Amin Purnama pernah menjabat anggota DPRD Sleman.
Menurutnya, dari tiga paslon yang berkontestasi di Sleman hanya Sri Muslimatun-Amin Purnama (Pasangan MuliA) yang berpengalaman.
“Ini tidak main-main. Saya hanya bicara fakta, dan itu nyata,” tegasnya.
Gerak Bersama
Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Sleman, Surana menegaskan, bersama partai koalisi (Golkar dan PKS), ia ingin masyarakat menilai kemampuan pasangan yang mengusung jargon 'MuliA'. Pihaknya solid memenangkan pasangan MuliA.
“Koalisi solid bergerak bersama dengan kekuatan mesin partai dan jaringan. Semua elemen berjuang mengemban misi MuliA,” jelasnya.
Calon Wakil Bupati Sleman, Amin Purnama menuturkan, seluruh relawan bergerak masif sebagai bagian dari mesin pemenangan.
"Banyak yang masuk menjadi relawan, di antara mereka pun juga berlatar belakang kader parpol di luar koalisi," pungkasnya.(RO/Nizar/*)