Politik Tanpa Mahar Ikhtiar Perbaiki Politik Nasional

JAKARTA (8 Oktober): Ketua Teritorial Pemenangan Pemilu Sumatera 2 DPP Partai NasDem, Willy Aditya mengatakan temuan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait fenomena pilkada, termasuk biaya pilkada yang lebih besar dari kekayaan calon bukanlah hal baru. Namun, hal tersebut harus menjadi refleksi bagi partai politik.

"Saya kira ini bisa jadi refleksi bagi kita semua dalam upaya melakukan pelembagaan demokrasi secara lebih baik dan lebih berkualitas lagi," ujar Willy di Jakarta, Kamis (8/10). 

Kenyataannya saat ini, pilkada didesain agar rakyat benar-benar memiliki kuasa terhadap jalannya pemerintahan daerah dan bisa berpartisipasi dalam politik. Tidak seperti dibayangkan saat merumuskan solusi sentralisme kekuasaan Orde Baru.  

"Namun dialektika yang terjadi telah membawa kita pada semesta politik seperti saat ini. Meski apa yang telah kita jalani tidak semua buruk namun temuan seperti yang didapat KPK harus menjadi perhatian kita semua," papar Wakil Ketua Baleg DPR itu.

Willy juga menegaskan, Partai NasDem sudah menyadari hal itu. Oleh karenanya, NasDem hingga kini masih mengusung gerakan politik tanpa mahar sebagai ikhtiar memperbaiki kehidupan politik nasional.

"Karena itulah sedari awal NasDem berkomitmen dengan gerakan perubahannya. Dan tujuan utama berdirinya NasDem adalah untuk itu, bukan hanya ikut pileg, pilpres, atau pilkada. Bagi NasDem, kekuasaan adalah alat untuk merealisasikan cita-cita perjuangannya, selangkah demi selangkah, setapak demi setapak," tandas Legislator NasDem tersebut.

Sebelumnya, temuan KPK soal dana kampanye disampaikan Ketua KPK Firli Bahuri saat kampanye virtual Gerakan Nasional Netralis ASN, Rabu (7/10). Saat itu, Firli membandingkan LHKPN kandidat yang lebih kecil daripada biaya pilkada. 

"Ada kajian kita bahwa biaya-biaya pilkada itu lebih besar dari harta para calon. Kita tanya lagi dari mana datangnya? Datangnya dari kalangan swasta. Kenapa itu terjadi? Karena swasta mendapatkan kesempatan baik itu pekerjaan, fasilitas, untuk mendapatkan keuntungan," ungkap Firli. (HH/*)

Add Comment