NasDem dan Party ID
Oleh Moch Eksan
Wakil Ketua Bidang Agama dan Masyarakat Adat DPW NasDem Jawa Timur
DALAM berbagai kesempatan, Surya Paloh, Ketua Umum Partai NasDem, mengemukakan bahwa partai politik mengalami krisis kepercayaan rakyat. Partai NasDem hadir sebagai ikhtiar untuk mengembalikan kedudukan, peran penting dan strategis partai dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Pandangan Pak Surya itu diperkuat dengan hasil survei yang menempatkan partai politik sebagai lembaga dengan tingkat kepecayaan rakyat terendah.
Setidaknya, ada tiga lembaga survei nasional yang kredibel memiliki kesimpulan yang sama kendati dengan angka yang berbeda. Sebut saja hasil survei LSI 53%, Indobarometer 49,1% dan Charta Politica 45,8%. Hasil survei tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi partai politik, bagaimana meningkatkan kepercayaan masyarakat pada partai politik. Semua tergantung pada para pengurus partai politik merestorasi secara aksiologis dalam memberikan kebermanfaatan nyata terhadap rakyat.
Muslim Tanja, Manager riset Charta Politica mengungkap tiga alasan yang menjadi dasar publik kurang percaya terhadap partai politik. Pertama, kerja-kerja partai politik belum dirasakan masyarakat secara langsung. Kedua, banyak kader partai politik di parlemen terjerat kasus korupsi. Ketiga, kedekatan hubungan partai politik dengan masyarakat kurang emosional. Maka dari itu, untuk memperkuat Party ID NasDem, mau tidak mau, tiga alasan tersebut harus dipahami dengan mafhum mukhalafah atau logika terbalik, sehingga sekaligus bisa menjadi jawabannya.
Pertama, NasDem harus berusaha meningkatkan kerja-kerja riel di masyarakat secara langsung. Publik menginginkan partai politik tak cuma hadir pada saat ada agenda pemilihan, tapi sepanjang tahun, dari hari ke hari, bulan ke bulan, selalu hadir untuk menyalurkan, memperjuangkan dan mengawal aspirasi rakyat. NasDem dituntut untuk menjawab problem sehari-hari dalam berbagai bidang. Peningkatan peran ketua atau wakil ketua bidang dan sayap partai dalam advokasi, agregasi dan partisipasi masyarakat pada pembangunan nasional, daerah dan desa.
Kedua, menggalakkan pendidikan antikorupsi atas kerja sama NasDem dengan KPK, bertujuan meningkatkan integritas kader. Dengan peningkatan pengetahuan bentuk-bentuk korupsi politik, maka sedari dini membentengi kader NasDem terjerat kasus korupsi. Sanksi pecat atau mundur bagi kader NasDem yang ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi, membuat kader NasDem hati-hati dan bahkan menjauhkan diri dari praktek politik koruptif dalam menjalani kekuasaan. Sehingga dengan demikian, NasDem dapat mewujudkan good and clean party (partai yang baik dan bersih), yang merupakan modal sosial dan moral dari good and clean government (pemerintahan yang baik dan bersih).
Ketiga, meningkatkan hubungan NasDem dengan para anggota di level paling bawah, bisa dilakukan melalui temu kader, musrenbang, serap aspirasi, pembinaan anggota, dan lain sebagainya. Keserbahadiran simbol, pengurus, para pejabat, anggota dewan dan kader NasDem di setiap even dan ruang publik di seluruh pelosok Tanah Air, akan meningkatkan kedekatan emosional. Sehingga, masyarakat pemilih NasDem akan bangga dan terus berkampanye nilai manfaat berpartai, dan berNasDem.
Jayadi Hanan, Direktur Utama Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), mengatakan party ID di Indonesia terendah di dunia. Hanya 11,7% pada Desember 2017. Dalam konteks lokal, Rio Prayogo dalam Outlook Peta Politik Kabupaten Jember, menyebutkan angka yang jauh lebih rendah dari angka SMRC di atas. Party ID NasDem Jember hanya 4,5%. Jauh di bawah PDIP 21,6%, Gerinda 15,0%, PKB 6,9%, dan lain sebagainya. Padahal, NasDem di Kabupaten Jember lebih besar dari PDIP dan Gerindra.
Rendahnya party ID NasDem di atas, membuktikan bahwa NasDem bukan partai kader, bukan pula partai massa. Kekuatan NasDem terletak pada jatidirinya sebagai "partai terbuka". Sebuah partai modern yang terbuka terhadap kader dan nonkader yang punya kapasitas memimpin untuk maju melalui NasDem.
Dengan pendekatan saintifik dalam penentuan nominasi dan kandidasi calon, ditambah dengan konsistensi politik tanpa mahar dan dukungan tanpa syarat, maka citra NasDem sebagai "surga" bagi putra terbaik bangsa dan daerah, sangatlah lekat. Buahnya, kemenangan demi kemenangan pada Pilpres dan Pilkada. Sekalipun, hasil suara Pilpres dan Pilkada belum terkonversi dengan maksimal pada hasil suara Pileg.
Surya Paloh pasti menyadari betul, mengkonkretkan hasil suara Pilpres dan Pilkada menjadi coat tail effect (pengaruh ekor jas) pada pemilu berikut, mutlak masih membutuhkan usaha ekstra lebih lanjut. Sebab, grass-root (akar rumput) NasDem belum termasuk pemilih tradisional layaknya pemilih abangan, priyayi dan santri ala antropologi Clifford Geetz. DPP NasDem sesungguhnya sudah membuat terobosan baru melalui program e-KTA untuk mengadministrasikan keanggotaan partai. Sehingga, pemilih NasDem teridentifikasi dengan jelas dan pasti. Yaitu: pemilih yang loyal pada partai dan berbagai kebijakannya yang merupakan modal sosial dalam meraih kemenangan.
Untuk memperkuat basis dukungan NasDem di masyarakat akar rumput, sembilan ikhtiar berikut ini bisa menjadi alternatif politis strategis.
Pertama, berNasDem harus menambah added value (nilai tambah) bagi kader, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat. Nilai tambah tersebut terlihat dari adanya perubahan hidup anggota lebih sejahtera, lebih bermasa depan, lebih baik dan bermanfaat bagi sesama.
Kedua, penerimaan anggota melalui kaderisasi partai secara kontinyu. NasDem melalui kaderisasi dapat menguatkan ideologi, militansi, jaringan, pengembangan diri dan pemberdayaan masyarakat dari partai.
Ketiga, menciptakan motor penggerak keagamaan, kemasyarakatan dan kebudayaan di level masyarakat akar rumput. Pembentukan Majlis Dzikir Suryani, pengembangan seni dan budaya lokal, pemilihan duta budaya, dan penggerakan pembangunan desa.
Keempat, memberikan tempat dan kesempatan bagi anggota dalam mengembangkan kreasi dan inovasi profesi. Karang taruna, kader posyandu, kampung, RT/RW, BPD, kepala desa dan lainnya merupakan peluang dan kesempatan bagi anggota untuk mengembangkan diri dan mengabdi.
Kelima, mendistribusikan kader NasDem ke berbagai jabatan organisasi pemerintahan dan kemasyarakatan. Keterlibatan kader di berbagai organisasi itu membuka peluang pelaksanakan politik gagasan dalam merestorasi Indonesia.
Keenam, memperluas akses masyarakat terhadap program pemerintah dan anggota dewan dalam pendidikan, kesehatan, koperasi dan UMKM, pertanian, perkebunan, kelautan, lingkungan hidup, pemberdayaan gender dan lain sebagainya.
Ketujuh, melibatkan social influencer dalam mengembangkan jaringan dan massa ideologis melalui media sosial. Mereka blogger, youtuber, vlogger, selebritis dan para tokoh pemuda, pengusaha, kampus dan agama, yang concern dalam melakukan gerakan perubahan masyarakat.
Kedelapan, mengembangkan meritokrasi partai dalam penempatan jabatan kepengurusan, usulan pencalonan dan penempatan jabatan dalam negeri. Mereka kader terbaik partai yang mempresentasikan visi misi gerakan perubahan restorasi Indonesia dalam berbagai jabatan tersebut.
Kesembilan, "NasDem Menyapa" harus menjadi program seluruh kader NasDem, baik yang menjadi kepala daerah, anggota dewan, pengurus, anggota dan simpatisan, yang dilakukan terus menerus tanpa lelah. Masyarakat pasti yakin NasDem memang rumah besar kaum pergerakan yang hidup dan matinya demi perbaikan negeri.
"Ala kulli hal", (senantiasa bersyukur) bagi NasDem, tanggal 10 dan 11 November memiliki makna simbiotik, yaitu Hari Pahlawan dan Hari Kelahiran NasDem. Patriotisme menjadi nilai yang menjadi landasan berdirinya NasDem. Partai ini didesain sebagai "partai perjuangan" bagi kaum pergerakan yang menjunjung-tinggi kepeloporan, keberanian, pengorbanan, dan keikhlasan yang menjadi nilai-nilai kepahlawanan.
NasDem lahir untuk menjaga dan merawat keindonesiaan. Tak berlebihan, Presiden Jokowi menyebut NasDem sebagai "partai besar yang disegani". Indonesia pun juga menjadi bangsa besar yang disegani di dunia, berkat NasDem sebagai inti kekuatan politik yang ada. Dirgahayu NasDem, semoga basis dukungan NasDem semakin kuat menuju Indonesia bermartabat. Amien…*