a

Terlalu Dini Nilai Gagal Program 100 Hari Kerja Wali Kota Ternate

Terlalu Dini Nilai Gagal Program 100 Hari Kerja Wali Kota Ternate

TERNATE (5 Agustus): Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD Kota Ternate, Maluku Utara, Nurlaela Syarif menegaskan, terlalu dini menilai gagal program kerja 100 hari Wali Kota-Wakil Wali Kota Ternate, Tauhid Soleman-Jasri Usman.

"Program kerja 100 hari itu tidak bisa disamakan dengan penilaian kinerja dalam Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) serta Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) dan Laporan Keuangan Hasil Audit BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)," tegas Nurlaela dalam keterangan tertulisnya, Kamis (5/8).

Pernyataan Nurlaela tersebut menanggapi sejumlah pihak yang menilai gagal pelaksanaan program kerja 100 hari Wali Kota-Wakil Wali Kota Ternate.

Menurut Sekretaris DPW NasDem Maluku Utara itu, cara membaca dan merumuskan indikator capaian pembangunan itu berbeda. Metode penilaian dan pengukuran kinerja dalam penyelenggaraan pemerintahan telah diatur dalam beberapa peraturan. 

"Tolak ukur dan penilaian itu seperti yang digunakan banyak akademisi untuk mengukur capaian kinerja pada berbagai instrumen penilaian kinerja pemerintahan,” paparnya.

Untuk itu, menurut Nurlaela, terlalu prematur jika ada yang melakukan penilaian kinerja pada program kerja 100 hari pemerintahan Tauhid-Jasri dianggap gagal.

"Program kerja 100 hari hanya konseptual. Dasar acuannya pada rumusan perencanaan, langkah awal kebijakan, rumusan regulasi, skema pembiayaan, roadmap, yang semuanya nanti ditindaklanjuti ada di dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) sebagai dokumen dasar rencana aksi pembangunan," tegas dia.

Legislator NasDem Kota Ternate itu menyebutkan, program 100 hari kerja biasanya digunakan untuk menilai sebuah pemerintahan yang bekerja dengan meletakkan aspek perencanaan pembangunan, merumuskan model pengelolaan dengan memanfaatkan SDM, merumuskan skema anggaran berdasarkan potensi tersedia, dan hal lain yang dipandang perlu.

“Kenapa butuh 100 hari kerja, karena dalam 100 hari kerja akan terlihat bagaimana pemimpin itu menyusun rencana, karena di dalam rencana menentukan titik capaian pembangunan ke depan. Kami yakin pasca 100 hari kerja ini, Tauhid-Jasri sudah sangat paham kondisi dan masalah sehingga akan memaksimalkan sejumlah persoalan dalam bentuk rumusan kebijakan,” pungkasnya.(RO/*)

Add Comment