a

Syaharuddin Raih Lencana Adhi Bhakti Tani Nelayan Utama

Syaharuddin Raih Lencana Adhi Bhakti Tani Nelayan Utama

MAKASSAR (21 September): Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel) dari Fraksi Partai NasDem, Syaharuddin Alrif, memperoleh penghargaan Lencana Adhi Bhakti Tani Nelayan Utama. Penghargaan tersebut merupakan penghargaan tertinggi dari Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional.

Kepastian itu setelah KTNA melalui surat nomor: 048/KTA-NAS/09/2021, mengundang H Syaharuddin Alrif, Kamis (23/9), dalam rangka penyelenggaraan rembuk paripurna KTNA Nasional di kantor Kementerian Pertanian, untuk menerima Penghargaan Lencana Adhi Bhakti Tani Nelayan Utama. 

“Surat undangan tertanggal 9 September 2021, ditandatangani Ketua KTNA M Basjir, dan Sekretaris Jenderal, M Sofyan Noor, ” ujar Syaharuddin yang akrab disapa Syahar dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/9).

Lencana yang akan diberikan merupakan penghargaan atas pengabdian, kesetiaan dalam mendampingi, memotivasi semangat dan tanggung jawab serta kemandirian petani dan nelayan dalam meningkatkan pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan serta sistem dan usaha agribisnis, sehingga dapat dijadikan teladan bagi setiap warga negara Indonesia.

Dengan penghargaan itu Syahar mengaku bersyukur, meski menurutnya, bertani bukan untuk meraih penghargaan tapi meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. 

”Alhamdulillah kesemuanya ini adalah refleksi kolektif dari sebuah etos kerja resopa temmangingngi namalomo naletei pammase dewata (hanya dengan kerja tak kenal putus asa rahmat Allah akan tercurah),” katanya.

Sekretaris DPW Partai NasDem Sulsel itu juga menceritakan awal ia merintis karirnya. Awalnya orang mencibir bahkan sebagian orang menertawakannya saat memulai menanam porang. Tanaman jenis ubian yang ditanam di lahan tandus yang hanya ditumbuhi padang ilalang di desa Talawe, Kecamatan Sidenreng – Sidrap, Sulsel.

Cibiran orang ada benarnya. Porang yang ditanam perdana di lahan 50 Ha, itu banyak mati, sisanya kerdil dan pertumbuhannya lambat. Tapi hal itu tak membuat Syahar patah arang. Justru, menjadi pelecut semangat untuk bertani lebih serius.

“Saya harus buktikan bahwa saya bisa kerja kebun karena memang saya anak petani,” ucapnya.

Dengan semangat itu Syahar tak hirau kulitnya terpanggang matahari atau sekujur tubuhnya menggigil diguyur hujan deras. Berbagai cara dilakukan untuk sukses dan fokus pada tanaman porang.

Tanah tandus diolah dengan memberi ratusan ton sekam padi dari pabrik penggilingan beras yang tidak jauh dari lokasi kebun. Lalu ditanami puluhan ribu pohon pisang agar menjadi pohon pelindung yang cepat, mudah tumbuh dan produktif.

“Bertani itu kerja, kerja, dan bekerja sambil mempelajari perkembangan hal apa yang sejatinya dilakukan lagi,” urainya.

Selang delapan bulan, pisang tumbuh lebat dan porang menampakkan hasil yang menggembirakan. Sudah ada katak atau buah porang yang setiap pohonnya dua sampai lima buah katak.

Kesuksesan ini membuat banyak orang decak kagum termasuk yang awalnya mencibir karena tidak percaya porang bisa tumbuh di tanah tandus. Tak hanya porang dan pisang yang dikembangkan, kini ratusan batang kelor, sukun dan lainnya tumbuh lebat.

"Lahan yang awalnya 50 Ha, kini sudah 85 Ha, agar petani binaanya lebih semangat dan sejahtera. Di sela lahan porang yang agak rendah ditanami padi dan pelihara ikan," terang Syahar.

Atas sukses itu, anak mudah Sulsel ini tidak lagi disibukkan memimpin rapat dan melayani tamu di DPRD Sulsel. Akan tetapi juga harus cerdas dan lebih disiplin menerima tamu di Sekolah Alam Porang binaanya.

“Mulai dari kelompok tani, pejabat, politisi dari berbagai daerah hingga pejabat pusat, seperti menteri datang belajar tentang bercocok tanam porang. Belum lagi undangan untuk mengajar bertani porang dari berbagai daerah dan provinsi,” pungkasnya.(RO/*)

Add Comment