Kang Awang Ajak Warga dan Pemkot Bandung Kolaborasi Atasi Masalah Sampah
BANDUNG (16 November): Anggota DPRD Kota Bandung Fraksi NasDem, Rendiana Awangga (Kang Awang) menyoroti permasalahan sampah di Kota Bandung yang makin menumpuk akibat adanya kendala di TPA Sarimukti. Kang Awang menilai sudah saatnya Kota Bandung memiliki TPA mandiri.
Kang Awang mengakui, dirinya begitu khawatir melihat lautan sampah yang makin hari makin memprihatinkan kondisinya. Untuk itu sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, dirinya mengajak semua pihak untuk dapat berbenah termasuk mengantisipasi masalah sampah.
“Saya sudah sering menyampaikan bahwa Kota Bandung harus mandiri dalam pengelolaan sampah mulai dari hulu sampai dengan hilir, termasuk juga dengan pengelolaan sampah di tingkat akhir,” kata Rendiana Awangga, melalui keterangan tertulisnya, Selasa (16/11).
Penggagas Ruang Kolaborasi Bandung itu menilai, terjadinya penumpukan sampah yang luar biasa di Bandung bisa terjadi lagi apabila Pemkot terus bergantung terhadap TPA yang berada di daerah lain.
“Sehingga ketika terjadi permasalahan, tidak banyak yang bisa kita perbuat, seperti yang pernah terjadi pada saat terjadinya masalah di TPA Leuwi Gajah,” kata Kang Awang yang juga Ketua DPD NasDem Kota Bandung itu.
Lebih jauh kata Kang Awang, pihaknya mengharapkan Bandung memiliki TPA berbasis teknologi, sebagai sebuah upaya atau jalan keluar lain dalam mengelola sampah yang ramah lingkungan di wilayah Kota Bandung.
“Dengan semakin majunya teknologi kekhawatiran terkait dengan buangan dan dampak buruk lainnya akan bisa teratasi, dan sudah banyak contoh TPA berbasis teknologi di negara yang sudah jauh berkembang, berjalan dengan aman dan lancar,” kata dia.
Tidak hanya itu, Awang menyampaikan pentingnya kolaborasi dalam pengelolaan sampah, khususnya di pengelolan sampah di sumber atau hulu. Termasuk mencari metoda dan gagasan baru agar masyarakat makin memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
“Selain pengelolaan di tingkat akhir, saya pun ingin mengajak Masyarakat untuk berkolaborasi membantu melakukan pengelolaan sampah di Hilir dengan melakukan 3R (Reduce, Recycle, dan Reuse) walaupun klise, tapi saya melihat kesadaran untuk melakukan hal 3R tersebut di masyarakat masih sangat sangat rendah,” pungkasnya.
(WH)