Kulon Progo Gerbang Pertumbuhan Ekonomi DIY
WATES (3 Februari): Kabupaten Kulon Progo, DIY, memiliki potensi besar di bidang pembangunan dan investasi. Hadirnya Bandara Internasional Yogyakarta (YIA=Yogyakarta International Airport) sejak Agustus tahun 2020 akan lebih cepat mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Anggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai NasDem, Subardi, mengatakan, saat ini sejumlah proyek strategis nasional segera masuk ke Kulon Progo. Salah satunya pembangunan jalan tol Cilacap-YIA-Yogyakarta–Solo. Proyek strategis itu merupakan efek suksesnya pembangunan YIA sebagai Bandara terbesar ketiga di Indonesia setelah Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali. Menurut Subardi, momentum tersebut harus dimanfaatkan oleh Pemkab Kulon Progo untuk mendukung akselerasi pembangunan.
“Ini peluang akselerasi pembangunan dan investasi. Saya yakin momentum ini akan membuat Kulon Progo menjadi gerbang pertumbuhan ekonomi di DIY,” kata Subardi saat Kunjungan Kerja Spesifik Komisi II DPR RI, di Kantor Bupati Kulon Progo, Terbah, Wates, DIY, Kamis (3/2).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pertumbuhan ekonomi di Kulon Progo sebelum 2018 berkisar antara 4-5,2%. Namun sejak pembangunan YIA senilai Rp11,3 triliun itu, angka pertumbuhan tembus hingga dua digit. Tahun 2018 tumbuh menjadi 11,3%, atau di atas provinsi DIY sebesar 7%.
Selanjutnya tahun 2019 mencapai 13,83%. Akan tetapi pada 2020 anjlok menjadi minus 4,06%. Tahun 2021, secara tahunan laju pertumbuhan ekonomi Kulon Progo diyakini kembali positif, seiring berlanjutnya proyek strategis nasional.
“Itu data BPS sudah menunjukkan laju pertumbuhan luar biasa. Memang tahun 2020 sempat minus karena pembangunan banyak ditunda dan dana ratusan miliar dialihkan untuk refocusing Covid-19. Tetapi, kini pembangunan bangkit lagi. Ada proyek nasional, proyek swasta, industri-industri lainnnya juga bangkit. Kuncinya birokrasi dan perizinan jangan dipersulit,” tegas Ketua DPW Partai NasDem DIY itu.
Saat ini, dengan kapasitas bandara yang menampung hingga 20 juta penumpang per tahun atau 11 kali lebih besar dari Bandara Adisutjipto itu, Kabupaten Kulon Progo akan menjadi gerbang masuknya arus ekonomi. Laju ekonomi akan didongkrak oleh mobilisasi orang. Sektor yang menjadi tumpuan ekonomi di Yogyakarta seperti pariwisata dan industri kreatif akan tumbuh.
“Bayangkan, wisatawan mau ke Borobudur saja datangnya lewat Kulon Progo. Itu baru sektor pariwisata yang terdongkrak. Belum termasuk UMKM, industri kreaktif, transportasi, event-event budaya, hingga pendidikan pun akan mendongkrak ekonomi. Tinggal ke depan perlu inovasi agar 20 juta penumpang dari bandara itu bisa beralama-lama di Kulon Progo,” imbuh Subardi.
Legislator NasDem dari Dapil DIY itu menegaskan, kesigapan pemkab akan mengubah wajah Kulon Progo dalam kurun waktu yang relatif singkat. Ia juga mengawal jalannya pembangunan melalui fungsi pengawasan sebagai wakil rakyat dari Dapil DIY.
“Sehingga pertumbuhan ekonomi langsung dirasakan masyarakat. Masyarakat produktif, ekonomi pulih merata,” tutupnya.
(Nizar/*)