Telemedisin Berikan Banyak Manfaat
JAKARTA (8 Februari): Aplikasi telemedisin di Indonesia yang hadir di tengah pandemi Covid-19 dinilai banyak memberikan manfaat dan edukasi kepada masyarakat.
Hal tersebut disampaikan anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Rudi Hartono Bangun dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) Komisi VI DPR dengan Direktur PT Alodokter Teknologi Solusi, Managing Director PT Good Dokter Teknologi Indonesia, Chief Executive Officer PT Media Dokter Invastama, Chief Executive Officer PT Media Komunika Teknologi dan Direktur PT Sehat Harsana Emedika. Rapat itu membahas kesiapan layanan telemedis menghadapi ancaman kenaikan Covid-19 varian Omicron, di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/2).
“Telemedisin yang menggunakan teknologi digital ini banyak memberikan edukasi tentang berbagai penyakit dan apa saja obatnya. Jadi saya browsing di Google, yang (aplikasi) Sehat itu bagus pak, dijelaskan kalau ada yang nanya obat ini dijelaskan penyakit ini, (aplikasi) Alodok dijelaskan begitu detail,” ungkap Rudi.
Legislator NasDem itu mengatakan, keberadaan telemedisin membuat masyarakat memiliki referensi bacaan mengenai penyakit dan obatnya. Sehingga masyarakat memiliki pemahaman yang baik terhadap pengobatan suatu penyakit dibantu dokter-dokter secara virtual.
“Ini memang bagus sekali (telemedisin). Tidak bisa masyarakat yang 200 juta ini, kalau 10 persennya sakit, serbu ke rumah sakit. Tidak mungkin. Menyerbu ke dokter, waduh kacau pak. Jadi dengan adanya dokter digital ini terbantu. Saya juga terbantu ketika saya bilang sakit begini, diresepkan antibiotiknya ini. Kirim obatnya melalui jasa kurir, melalui apotik mitra telemedisin,” imbuhnya.
Rudi juga menyoroti kualitas pelayanan dokter-dokter di aplikasi telemedisin tersebut. Dokter-dokter tersebut perlu diberikan pengarahan dan pendidikan mengenai pelayanan yang baik kepada masyarakat.
“Jadi saya pernah mengalami sendiri hanya sakit ringan. Saya pakai jasa Halodoc. Jadi melalui aplikasi saya harus bayar jasa dokternya Rp50 ribu, Rp100 ribu, tergantunglah itu. Lalu melalui WA (WhatsApp), tersambunglah kepada dokter tersebut, tapi dokter ini ada yang kurang kooperatif. Harusnya dididik lagi. Jangan pakai dokter yang kualitas (pelayanannya) seperti itu. Ini kan pelayanan kepada masyarakat, minimal diarahkan,” tandasnya.
Legislator NasDem dari Dapil Sumatra Utara III (Langkat, Karo, Simalungun, Asahan, Dairi, Pakpak Bharat, Batubara, Kota Pematangsiantar, Kota Tanjungbalai, dan Kota Binjai) itu meminta agar aplikasi telemedisin di Indonesia dapat meluaskan pelayanannya hingga ke desa-desa, serta meningkatkan pelayanan dengan memberikan konsultasi dokter yang tersedia selama 24 jam.
“Bagaimana dengan pelayanan masyarakat yang di desa? Yang memakai aplikasi ini, bagaimana nanti mereka meminta obatnya? Siapa yang mengirim? Kalau di kota kan banyak. Di kota pasti ada kurir ojol. Kalau masuk ke kecamatan atau desa yang jauh siapa yang mengirim? Jangkauan pelayanan ini harus dipanjangkan tangannya, karena ini bisa jadi pahlawan tanpa tanda jasa yang banyak bantu fasilitas pengobatan orang,” pungkasnya.
(dpr.go.id/*)