a

Pemda Harus Terapkan Infrastruktur Penyediaan Akses Internet

Pemda Harus Terapkan Infrastruktur Penyediaan Akses Internet

JAKARTA (24 Februari): Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Muhammad Farhan menilai pemerataan akses internet fiber optik di desa-desa tertinggal di Indonesia masih membutuhkan kepastian. Bahkan, tidak sedikit di pelosok-pelosok dan desa terpencil masih tak terjangkau akses sinyal provider.

Untuk itu, Farhan mendorong pemerintah daerah harus lebih berani dalam berinovasi menerapkan infrastruktur teknologi menyediakan akses internet.

“Pemerintah di daerah terutama kabupaten perlu lebih aktif menjalin komunikasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk memanfaatkan berbagai program nasional untuk diadopsi di daerah,” ujar Farhan, Rabu (23/2).

Farhan mengatakan, saat ini DPR terus menekan optimalisasi realisasi Palapa Ring oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Kemenkominfo.

Palapa Ring atau disebut dengan istilah Tol Langit yaitu proyek pembangunan jaringan serat optik nasional yang akan menjangkau sebanyak 34 provinsi dan 440 kota/kabupaten di Indonesia. Total panjang kabel laut mencapai 35.280 kilometer dan kabel di daratan sepanjang 21.807 kilometer.

Pembangunan Sistem Komunikasi Kabel Bawah Laut (SKKL) Palapa Ring Integrasi menjadi salah satu fokus pemerintah untuk meningkatkan keandalan infrastruktur digital pada 2022.

“Akan dikawal transformasi digital karena Kemenkominfo pun memiliki kepentingan untuk pemerataan distribusi program akses internet,” katanya.

Legislator NasDem dari Dapil Jawa Barat I (Kota Bandung dan Kota Cimahi) itu memastikan kinerja pemerintah memperluas akses internet ke pelosok diawasi intensif oleh Komisi I DPR RI.

“Secara rutin dalam setiap rapat kerja dengan Komisi I DPR, Menkominfo selalu melaporkan perkembangan. Apalagi kita juga sudah membentuk Panja Penyediaan Internet,” tandas Farhan.

Kebutuhan internet yang stabil, tambah Farhan, jadi kondisi kritis karena pengembangan daerah dari sektor SDM maupun energi terus meluas ke pelosok.

“Masalah terbesar dalam pengadaaan infrastruktur internet adalah suplai energi listrik. Seharusnya penyediaan akses internet di wilayah 3 T (terdepan, terluar, tertinggal) sejalan dengan pengembangan energi baru terbarukan (EBT),” pungkasnya.

(MI/*)

Add Comment