Subardi Bantu Wagini Yang Lumpuh 

WATES (25 Februari): Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Subardi mendatangi seorang ibu bernama Wagini, 40 dan anaknya Muhammad Wahid, 8, di Padukuhan Sambiroto, Kelurahan Banyuroto, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo, DIY, Kamis (24/2).

Kisah ibu dan anak tersebut sempat beredar di jagat maya. Wahid terpaksa jarang masuk sekolah karena menjaga ibunya yang menderita lumpuh.

“Hati nurani saya terpanggil. Saya ajak dokter ke sini memeriksa bu Wagini agar disembuhkan sakitnya. Kalau sudah diperiksa, direkam medis, penanganannya akan lebih baik,” ujar Subardi di hadapan Wagini.

Legislator NasDem dari Dapil DIY itu juga menyerahkan alat bantu jalan (walker) dan alat terapi kesehatan berteknologi infrared kepada Wagini. Alat bantu tersebut diperagakan langsung oleh dokter dan disaksikan Wahid.

“Sebelumnya saya sudah mendengar kalau ibunya lumpuh. Makanya saya bawakan walker dan infrared untuk terapi pemulihan. Tentu alat-alat ini atas saran dokter,” imbuhnya

Wagini menderita Myasthenia Gravis (MG), sebuah penyakit autoimun yang menyebabkan gangguan neuromuskuler, yaitu kondisi yang mengganggu sistem otot dan saraf. Wagini menderita penyakit itu sejak 2014. Kondisinya kian parah hingga pada 2021 kaki dan sebagian tubuhnya lumpuh.

Ke depan, selama menjalani terapi, Subardi juga menugaskan koordinator Rumah Aspirasi-nya di Kulonprogo untuk rutin membawa Wagini ke rumah sakit (RS). Kontrol secara berkala penting untuk melihat perkembangan Wagini.

“Saya minta kepada Rumah Aspirasi untuk diperiksa rutin ke RS terdekat. Apalagi, bu Wagini memiliki BPJS sehingga lebih mudah. Keinginan bu Wagini hanya satu, ia ingin sembuh. Ingin pulih seperti semula,” tutur Ketua DPW Partai NasDem DIY itu.

Wahid tampak duduk menepi melihat ibunya diperiksa dokter. Sehari-hari bocah itu kehilangan waktu bermain bersama teman-temannya. Wahid hanya bisa bermain tak jauh dari rumahnya, agar bisa memantau sang ibu.

Wahid hidup sebatangkara bersama Ibunya. Sang ayah telah lama pergi meninggalkan keluarganya sejak Wahid masih balita. Wahid merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Kakaknya, Iwan Nursalam,14, jarang di rumah karena bekerja mencari kelapa. Iwan putus sekolah. Seharusnya ia duduk kelas 1 SMP. Sementara Wahid masih tercatat sebagai siswa kelas 2 SD Negeri Sambiroto meski terpaksa jarang bersekolah.

“Sejak menderita lumpuh, Wahid merawat sang ibu mulai dari bersih-bersih, mencari kayu bakar, memasak, hingga kadang-kadang ikut menjual kelapa. Bakti Wahid kepada sang ibu sungguh membuat saya kagum,” pungkas Subardi.

(NK/*).

Add Comment