Ratu Wulla Kampanyekan Penurunan Stunting di SBD
TAMBOLAKA (18 Maret): Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Ratu Ngadu Bonnu Wulla bersama mitra kerjanya di Komisi IX, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melakukan kampanye penurunan stunting kepada Jemaat GKS Puu Maliti, Desa Kalembu Ndara Mane, Kecamatan Wewewa Timur, Tambolaka, Sumba Barat Daya (SBD), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (17/3).
Kampanye penurunan stunting di Kalembu Ndara Mane digelar dengan menyasar kelompok ibu menyusui, remaja, calon pengantin dan keluarga pemilik balita di tempat tersebut.
Menurut Legislator NasDem asal Dapil NTT II (Sumba Timur, Sumba Barat, Sumba Tengah, Sumba Barat Daya, Sabu Raijua, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka, Kupang, Rote Ndao, dan Kota Kupang) itu menyampaikan bahwa Komisi IX DPR RI telah mendorong BKKBN sebagai motor kampanye penurunan stunting dengan inovasi, kreativitas dan terus menggalakkan upaya untuk menurunkan prevalensi stunting nasional.
“Keseriusan memerangi stunting oleh Komisi IX DPR dengan menyetujui penetapan anggaran sebesar Rp25 triliun untuk penurunan stunting nasional,” ungkap Ratu.
Selain itu, kata Ratu, Komisi IX DPR juga mendorong agar Kemenkes dan BKKBN juga kementerian serta lembaga lainnya melakukan intervensi dalam program secara spesifik dan sensitif terhadap upaya penurunan stunting nasional.
Ratu juga mendorong agar pemda kabupaten/kota hingga desa melakukan rembuk stunting secara kontinyu serta menetapkan perda untuk upaya percepatan penurunan stunting.
Legislator NasDem itu mengatakan untuk percepatan penurunan stunting, dirinya sejak tahun 2020 telah mendorong Kemenkes untuk mendistribusikan kurang lebih 150 ton biskuit pemberian makanan tambahan (PMT) untuk ibu hamil dan balita guna mendukung upaya percepatan penurunan stunting di NTT dan beberapa provinsi lainnya di Indonesia.
Kepala Kanwil BKKBN NTT, Marianus Mau Kuru yang mendampingi Ratu Wulla menyampaikan bahwa penanganan stunting tidak saja terfokus pada bayi yang sudah terlahir stunting, tetapi juga lebih banyak fokus pada mereka yang baru akan menikah atau calon pengantin.
“Sebaiknya mereka dapat merencanakan kehamilan dari sebelum menikah sehingga calon pengantin dapat menyiapkan kondisi yang baik agar tidak terjadi kekurangan gizi, anemia, dan sangat penting untuk memperhatikan jarak kelahiran setiap anak untuk menurunkan resiko stunting,” papar Marianus.
(RO/Tria/*)