Arkanata Apresiasi Peran BRIN Hadang Cuaca Ekstrem di Moto GP Mandalika
JAKARTA (21 Maret) : Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi NasDem, Arkanata Akram apresiasi kinerja tim Teknologi dan Modifikasi Cuaca (TMC) dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang sukses melakukan antisipasi terjadinya cuaca ekstrem di Sirkuit Internasional Mandalika dalam rangka mensukseskan gelaran MotoGP Mandalika 2022.
“Kalau dari segi ilmiah saya kira apa yang sudah dilakukan oleh para peneliti dan ahli bidang Teknologi dan Modifikasi Cuaca (TMC) dari BRIN sudah sangat tepat,” kata Arkanata Akram kepada nasdem.id, Senin (21/3).
Anggota DPR RI dari Dapil Kalimantan Utara (Kaltara) itu menambahkan, peran dari 15 personel Laboratorium Pengelolaan TMC dan Sekretariat Deputi Infrastruktur Riset dan Inovasi dalam menjalankan tugas negara patut diapresiasi. Pasalnya, tim tersebut selalu bergerak memburu setiap pertumbuhan awan potensial hujan yang dipantau melalui radar cuaca.
“Dengan mengawasi perkembangan awan berpotensi hujan, kemudian dilakukan antisipasi-antisipasi seperti mempercepat dan mengarahkan potensi-potensi kejadian hujan melalui metode yang sudah dikembangkan oleh Tim TMC tersebut, secara teori memang dapat mencegah risiko cuaca ekstrim ketika proses balapan Moto GP sedang berlangsung,” sambung dia.
Ketua Pembina Garda Pemuda NasDem Kaltara itu melanjutkan, upaya tersebut apabila dipandang dari segi kehormatan negara dapat meningkatkan martabat negara. Upaya tersebut kata dia juga telah banyak diaplikasikan untuk tujuan mitigasi banjir ataupun pengamanan pembangunan infrastuktur nasional dan sejumlah acara kenegaraan yang diselenggarakan di luar ruangan.
“Saya kira scientific innovations tersebut senantiasa dibutuhkan untuk kelancaran proses kegiatan Moto GP,” sambung dia.
Lebih jauh, lulusan magister Teknik Kimia di Universitas Queensland, Australia itu menuturkan sebagai lembaga yang membidani lahirnya berbagai terobosan baru di masyarakat itu diharapkan BRIN dapat menjadi garda terdepan dalam melahirkan berbagai solusi terhadap tantangan ke depan.
“Tentu saja sangat diharapkan sekali oleh masyarakat luas agar BRIN sebagai sebuah institusi besar yang mendasari inovasi, kreativitas, ilmu, dan riset NKRI untuk menjadi vanguard dalam solusi-solusi inovasi ilmiah dalam menghadapi berbagai permasalahan negara,” kata dia.
Akan tetapi, lebih dalam lagi sebagai anggota DPR RI dari komisi VII yang membidangi ESDM, Perindustrian, Riset, Inovasi, dan Teknologi, Arkanata menghimbau agar BRIN lebih mengutamakan produk-produk dan desain bangsa sendiri dalam hal-hal terkait pelaksanaan-pelaksanaan solusi-solusi yang inovatif.
“Yang saya maksud, kenapa harus pakai pesawat CASA 212-200 yang dibuat dan didesain oleh perusahaan penerbangan CASA dari Spanyol? Padahal LAPAN yang sekarang menjadi bagian BRIN sudah memiliki dan memproduksi pesawat sendiri yaitu pesawat N219,” kata dia.
Kemudian Arkanata juga mempertanyakan apakah bibit kimia untuk hujan buatan tersebut memiliki bahan baku dari Indonesia dan dibuat di Indonesia. Karena bahan-bahan baku kimia untuk hujan artifisial itu kata dia cukup sulit, sama sulitnya dengan membuat liquid propellant untuk roket yang mana liquid propellant roket-roket buatan indonesia masih impor.
“Dalam hal ini, saya tidak akan pernah meragukan kemampuan SDM peneliti Indonesia yang ada di BRIN ataupun di luar BRIN, karena secara intellectual capacity, creativity, experience, dan overall skills, para peneliti dan ahli kita sangat hebat dan sangat mampu bersaing secara internasional,” ujarnya.
Arkanata pun menghimbau kepada BRIN agar dapat lebih meningkatkan kemampuan budgeting dan organizational leadership. Pasalnya kata dia dibutuhkan kemampuan pemanfaatan anggaran yang baik dan comprehensive leadership agar dapat memanfaatkan, memfasilitasi, dan menciptakan infrastruktur inovasi serta riset secara maksimal untuk menciptakan scientific growth para peneliti dan ahli dari Indonesia.
“Karena yang dibutuhkan Indonesia, masyarakatnya, para peneliti, akademisi, dan ahli, itu adalah sebuah iklim riset dan inovasi yang mendukung kapasitas intelektual mereka,” ucapnya.
Selain itu dia juga membahas bahwa sebetulnya Indonesia sudah memiliki drone produksi sendiri. Dia pun mendorong agar hasil buatan Indonesia lebih dapat dikedepankan dalam kegiatan-kegiatan seperti ini. Apalagi kata dia produk-produk tersebut sering dipaparkan dalam Rapat Dengar Pendapat bersama DPR RI.
Sebelumnya heboh aksi Rara Istiani Wulandari yang disebut sebagai Pawang Hujan di MotoGP Mandalika 2022 hingga menyedot perhatian dunia. Selama berlangsungnya gelaran balap motor dunia itu Mbak Rara biasa dia disapa dikabarkan dapat tugas menjaga kondisi cuaca agar tidak turun hujan lebat serta menjaga suhu udara agar tidak terlalu menyengat. (WH)