Gobel Ajak Aktivis Mahasiswa Jadi Penguasa Ekonomi
TANGERANG SELATAN (11 April): Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang), Rachmad Gobel mengajak aktivis mahasiswa untuk menekuni dunia usaha dengan menjadi pengusaha dan penguasa ekonomi.
“Jangan semuanya terjun ke dunia politik. Saatnya para aktivis mengubah orientasinya dari politik ke ekonomi. Karena penguasa bisa berganti setiap saat, sedangkan pengusaha relatif tetap,” kata Gobel saat berpidato pada milad (ulang tahun) ke-66 Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (Semmi), di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (10/4).
Semmi merupakan organisasi kemahasiswaan di bawah ormas Syarikat Islam (SI). Ayah Rachmad Gobel, Thayeb M Gobel pernah menjadi Ketua Umum SI. Saat ini, Rachmad Gobel pun menjadi salah satu pimpinan SI.
Gobel mengatakan, hingga saat ini umat Islam tertinggal di berbagai bidang, terutama di bidang ekonomi. Hal itu terjadi sejak masa kolonialisme Belanda. Berdasarkan statistik, jumlah umat Islam Indonesia mencapai 86,88%. Namun berdasarkan data orang-orang terkaya Forbes, dari 50 orang paling kaya di Indonesia, hanya ada tiga keluarga yang beragama Islam.
“Angka ini bukan untuk menakut-nakuti, bukan untuk membuat kecut dan kecil hati. Juga bukan untuk membangkitkan sentimen negatif keagamaan, tapi justru harus menjadi motivasi untuk bangun, untuk bangkit. Umat Islam, khususnya para aktivis mahasiswa, harus selalu berpikir positif dan berwawasan ke depan,” kata Legislator NasDem itu.
Menurutnya, saat ini Indonesia sedang mengalami bonus demografi. Sekitar 70,72% penduduk berada pada usia produktif. Ini adalah momentum yang sangat bagus untuk menggenjot ekonomi Indonesia.
“Indonesia adalah negeri yang kaya raya. Kaya sumber daya alam. Tanahnya subur, kaya aneka ragam flora dan fauna. Dulu, penjajah datang untuk menguasai rempah-rempah dan aneka hasil pertanian dan perkebunan. Laut kita juga kaya. Bahkan produk berbasis budaya pun berlimpah seperti tekstil tradisional, mebel, kuliner, maupun hasil kerajinan tangan lainnya. Jadi kita harus kembali ke jati diri kita,” tegas Gobel.
Karena itu, lanjut Gobel, kekayaan alam budaya Indonesia tersebut tak boleh sia-sia.
“Negeri ini membutuhkan pemuda untuk mengelola semuanya. Jika tidak, maka orang lain yang akan mengambilnya,” katanya.
Ia juga mengingatkan agar para pemuda tidak menjadi konsumen tetapi berusaha menjadi produsen. Menurut Gobel, ujung dari segala pergulatan politik pada akhirnya akan ditentukan oleh kekuatan ekonomi.
Namun Gobel mengingatkan, dalam menjadi pengusaha harus menjalankan amanat Pembukaan UUD 1945. Menurutnya, ada empat tujuan negara Indonesia didirikan. Yakni, melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut menciptakan perdamaian dunia.
“Empat hal itu yang menjadi penjurunya. Tunaikan amanat penderitaan rakyat dengan membangun kemakmuran bersama,” katanya.
Selain itu, kata Legislator NasDem dari Dapil Gorontalo tersebut, dengan membangun dunia usaha sama saja dengan melakukan amal jariyah.
“Karena kita memberikan lapangan kerja, menolong banyak orang dan keluarganya. Selain itu, membuat usaha itu bukan sekadar membangun pabrik, tapi membangun sumber daya manusia. Jadi ada amal dan ilmu,” pungkasnya.
(Nasihin/*)