PeduliLindungi Efektif Tangani Penyebaran Covid-19
JAKARTA (18 April): Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Irma Suryani menilai Amerika Serikat (AS) menginginkan Indonesia gagal menangani pandemi Covid-19. AS menuding Indonesia melanggar hak asasi manusia (HAM) lewat aplikasi PeduliLindungi.
“Sepertinya Amerika ingin Indonesia tidak mampu tangani Covid-19,” kata Irma, Minggu (17/4).
Legislator NasDem itu berpendapat, tudingan AS tersebut adalah bagian dari kepentingan bisnis. Sehingga, Indonesia bakal bergantung pada korporasi farmasi tertentu dalam menghadapi pandemi Covid-19.
“Akan bergantung pada korporasi farmasi dunia yang notabene Amerika Serikat,” ungkapnya.
Padahal, menurut Irma, aplikasi PeduliLindungi terbukti efektif membantu Indonesia menangani penyebaran Covid-19. Salah satunya, memantau masyarakat yang sudah divaksin Covid-19.
“Alhamdulilah dengan program PeduliLindungi, negara jadi tahu siapa yang sudah dan belum divaksin,” ujar Legislator NasDem dari Dapil Sumatra Selatan II (Kabupaten Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ilir, Muaraenim, Lahat, Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Komering Ulu Selatan, Ogan Ilir, Empat Lawang, Kota Pagar Alam, Kota Prabumulih, dan Penukal Abab Lematang Ilir) itu.
Ia pun mengingatkan agar AS tidak mencampuri urusan negara lain. Negara yang dipimpin Joe Biden itu disarankan fokus terhadap penanganan Covid-19 daripada mengurusi negara lain.
“Mereka negara adikuasa kedodoran. Jadi tidak usah kasih nilai negara lain, nilai saja diri sendiri,” pungkasnya.
Sebelumnya, Amerika Serikat mengeluarkan laporan pelanggaran HAM pada 2021 untuk 200 negara, termasuk Indonesia. Dalam laporan berjudul “2021 Country Reports on Human Rights Practices: Indonesia” itu, AS menyebutkan adanya indikasi pelanggaran HAM yang dilakukan Indonesia melalui aplikasi pelacakan Covid-19, PeduliLindungi. (medcom/*)