Perkuat Nilai Kebangsaan untuk Jawab Tantangan Setiap Krisis
JAKARTA (9 Juni): Setiap anak bangsa harus terus memperkuat nilai-nilai kebangsaan untuk menjawab tantangan sejumlah krisis yang menghadang dalam perjalanan mengisi kemerdekaan bangsa ini. Kepastian anak bangsa memiliki semangat yang sama, penting untuk segera diwujudkan.
“Sejumlah pakar mengingatkan kita akan potensi ancaman krisis di sektor energi, pangan dan ekonomi negeri ini. Di sisi lain dua tahun mendatang pemilu serentak akan digelar. Semangat sebagai satu bangsa untuk mewujudkan kesejahteraan harus terus dibangkitkan untuk menjawab ancaman potensi krisis itu,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Kamis (9/6).
Laporan IMF bertajuk World Economic Outlook: War Sets Bank The Global Recovery menyebutkan pada 2022, ekonomi dunia diperkirakan hanya mampu tumbuh 3,6% lebih rendah daripada sebelumnya diramal 3,8%. Untuk 2023, akan menjadi lebih buruk karena ekonomi diperkirakan hanya tumbuh 0,2%-0,8%.
Perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia yang relatif rendah, diperkirakan akan berdampak pada sejumlah sektor di Tanah Air. Apalagi dalam waktu dekat ada ajang kontestasi politik yang rawan memicu krisis, bila tidak dikelola dengan baik.
Menurut Lestari yang akrab disapa Rerie, dalam upaya menjawab berbagai potensi krisis itu harus selalu dipastikan setiap anak bangsa memiliki pemahaman yang sama terhadap kesepakatan para pendiri bangsa saat membentuk negara ini.
Pancasila sebagai dasar negara, tegas Legislator NasDem itu, merupakan kesepakatan yang sudah final sebagai acuan bersikap anak bangsa dalam mengisi kemerdekaan. Konsistensi menghidupkan nilai-nilai kebangsaan, diharapkan mampu meredam potensi perpecahan dalam ajang kontestasi politik serentak pada 2024.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berharap, semangat anak bangsa dalam mewujudkan cita-cita pendiri bangsa lewat realisasi setiap amanah konstitusi harus terus dijaga konsistensinya.
Sehingga dalam menghadapi berbagai krisis itu, tegas Rerie, setiap anak bangsa dapat mewujudkan selarasnya satu kata dan perbuatan untuk menjawab tantangan dalam bentuk sejumlah krisis.(*)