a

Mahathir’s Spirit di Rakernas NasDem 2022

Mahathir’s Spirit di Rakernas NasDem 2022

Oleh: Andreas Ambesa

Tenaga Ahli Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel/Korinbang

 

Salah satu momen penting dalam Rapat Kerja Nasional NasDem 2022 yang ditunggu – tunggu para kader peserta rakernas, selain pengumuman nama-nama calon presiden 2024 mendatang, adalah kuliah umum Tun dr. Mahathir bin Mohamad, Jumat (17/6).

Mantan Perdana Menteri Malaysia itu menjadi tamu kehormatan dan menjadi keynote speaker di acara yang dipandu Sekretaris Jenderal DPP Partai NasDem Johnny G. Plate dan Ketua DPP Partai NasDem, Martin Manurung.

Ketika terpilih kembali sebagai Perdana Menteri Malaysia Mei 2018, Mahathir yang populer dipanggil dr. M, membuat sejarah sebagai pemimpin negara tertua di dunia (92 tahun, 304 hari), disusul oleh Ratu Elizabeth II (92 tahun, 19 hari). Ia juga tercatat pernah menjadi perdana menteri terlama di Malaysia, yaitu mulai tahun 1981 hingga 2003.

Walaupun beberapa kalangan menyebutnya sebagai salah satu sosok otoriter karena menggunakan undang-undang keamanan kontroversial untuk mengunci lawan politiknya, di bawah kepemimpinan Mahathir, Malaysia mengalami perkembangan ekonomi yang pesat pada 1990-an.

Mahathir adalah negarawan yang amat disegani, memiliki kharisma dan gagasan politik yang mumpuni membuatnya disegani dan dikenal luas di seluruh dunia.

Tidak beralasan jika NasDem mengundangnya memberikan kuliah umum yang dapat menginspirasi dan memotivasi lebih dari 7.000 kader seluruh Indonesia yang hadir menyesaki gedung Jakarta Convention Centre, Senayan, Jakarta.

Pertemanan antara Mahathir Mohamad dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh sendiri telah berlangsung lama lebih dari 40 tahun.

Ini dipertegas Surya Paloh ketika memberikan kata sambutannya, dengan mengatakan Mahathir Mohamad adalah sahabat lamanya dan undangan untuk memberikan kuliah umum dalam rakernas NasDem dijawab langsung tidak lebih dari 2×24 jam.

Paloh menegaskan Mahathir adalah seorang patriotik, dan tokoh kebangsaan Malaysia dan dunia.

Ketika akan memulai kuliah umum yang disampaikan dalam bahasa Melayu, rupanya dr. M menyadari ada sedikit perbedaan makna dengan bahasa Indonesia, untuk itu ia minta maaf jika ada kejanggalan dan kata yang lucu terdengar oleh peserta rakernas.

“Terlebih dahulu saya juga sedar bahawa mungkin antara perkataan yang saya guna agak janggal dan lucu pada pendengaran saudara-saudari. Tapi perbedaan ini saya pasti tidak besar seperti hadirin semua tahu bahawa asasnya-bahasa, budaya, adat resam dan nilai-nilai kita berasal dari rumpun yang sama,” kata Mahathir dalam bahasa Melayu yang disambut tepuk tangan meriah para kader NasDem. 

Dalam paparan kuliah umum dengan tema “Kepimpinan Nasional dan Kemajuan Negara”, Mahathir Mohamad memulai di bagian pertama pidatonya, langsung menohok ke pokok utama dari tema pidatonya yang secara tegas mengatakan, dalam sistem demokrasi kontemporer sebuah negara, rakyat harus jeli memilih calon pemimpin negara dengan melihat rekam jejak yang dimilikinya.

Menurut Mahathir rekam jejak ini sangat penting karena nantinya jika si calon pemimpin terpilih ia harus memahami kebutuhan masyarakat dan harus memiliki empati.

“Pemimpin itu adalah penyambung lidah rakyat dan harus membela kepentingan rakyat dan sistem demokrasi membawa masyarakat untuk memilih pemimpin yang tepat berdasarkan pilihannya,” sambung Mahathir.

Mahathir yang tutur katanya masih terdengar jelas dalam usia mendekati 100 tahun itu menambahkan, terpenting apa yang harus dilakukan seorang calon pemimpin negara adalah rasa tanggung jawab kepada masyarakat dan tidak memihak suatu kelompok manapun, karena kepemimpinan nasional harus berada di atas semua golongan dan butuh keberanian serta bekerja demi kepentingan rakyat dan negara.

Ia sendiri mengakui, ketika masih menjabat sebagai perdana menteri Malaysia, kadang melakukan keputusan yang tidak populer. Namun, keputusan tepat dan cepat segera ia lakukan karena jika tidak, akan ada penyakit lain yang lebih parah diderita rakyat dan negara.

“Kita perlu remedi. Penyakit yang parah itu perlu diamputasi untuk menyelamatkan bagian tubuh yang lain,” jelas Mahathir.

Ketika ia melanjutkan pidatonya dalam kalimat bahasa Melayu, dengan mengatakan kepemimpinan yang terpilih harus diberi peluang untuk memberi fokus kepada pembangunan nasional dan tidak terganggu dengan isu-isu politik. Ini memberikan kematangan berpolitik di pihak yang menang dan tewas, peserta rakernas NasDem dari seluruh Indonesia tertawa dengan kalimat ‘tewas’ yang disebutkan, dalam bahasa Indonesia artinya adalah mati secara mengenaskan (dalam perang, bencana, kecelakaan dan sebagainya). Sedangkan yang dimaksud Mahathir Mohamad dengan kalimat ‘tewas’ adalah kalah.

Di bagian lain isi pidatonya, mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, memuji keberhasilan Presiden Joko Widodo dalam memimpin Indonesia, karena sukses menjalankan program-program pembangunan dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat.

Indonesia – kata Mahathir – di bawah kepemimpinan Pak Jokowi sedang berjalan di atas landasan yang sewajarnya, Surya Paloh dan NasDem turut berperan dalam pembangunan di Indonesia yang membawa pembangunan yang tercapai.

Dalam sesi tanya jawab dengan kader NasDem di kuliah umum tersebut, Tun Mahathir Mohamad tidak lupa menyemangati para kader muda agar memiliki semangat kebangsaan seperti yang ia lakukan ketika berusia 17 tahun dan masih sebagai mahasiswa kedokteran.

Ia juga mendorong kader perempuan memiliki peran strategis dalam politik, dan mendapatkan komposisi politik yang sama dengan kader laki-laki.

“Dalam komposisi politik jika tidak dimanfaatkan secara baik, maka politisi perempuan akan kekurangan separuh tenaga buat negara,” kata Mahathir.

Kepada para kader NasDem ia menjelaskan tentang bukunya yang berjudul The Malay Dilemma dimana dalam buku tersebut ia membangkitkan rasa nasionalisme dan rasa kebangsaan yang tinggi kepada kaum muda Melayu untuk lebih maju dalam bidang pendidikan dan teknologi.

“Buku tersebut sempat dianggap kontroversial dan dianggap lebih fokus kepada golongan Melayu, karena memang ketika itu anak muda Melayu tertinggal dalam segala aspek, ini perlu dorongan yang kuat agar mengejar ketertinggalan tersebut,” jelas Mahathir.

Mahathir tiba di Bandara Soekarno Hatta disambut oleh para petinggi Partai NasDem. Diantaranya Rachmat Gobel, Johnny G. Plate, dan Martin Manurung, Jumat (17/6) dan langsung menuju NasDem Tower yang merupakan kantor DPP NasDem guna mengadakan pertemuan dengan Ketua Umum Surya Paloh.

Mahathir Mohamad pun menyempatkan diri melakukan sholat Jumat berjamaah di  auditorium utama NasDem Tower, Gondangdia Lama, Jakarta Pusat.

 

Add Comment