Sugeng Apresiasi Pembangunan Refinery Unit V Balikpapan

BALIKPAPAN (27 Juni): Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengapresiasi progres pembangunan Refinery Development Master Plan (RDMP) PT Pertamina (Persero) dan optimalisasi kegiatan usaha gas bumi di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Proses pembangunan Refinery Unit (RU) V masih sesuai dengan jadwal tahun ini. Sementara progres pembangunan kilangnya mencapai 65% dan diharapkan berproduksi optimal pada tahun 2024.

“Dengan naiknya kapasitas kilang ini kita bisa mengurangi impor. Hal inilah yang menjadi perhatian kami di Komisi VII DPR. Kami harapkan pembangunan RU V Balikpapan dapat tepat waktu dan secara volume produksi nanti mencakup sekian persen dari kapasitas nasional, sehingga kebutuhan akan BBM bisa di penuhi dari dalam negeri,” kata Sugeng saat memimpin tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI  meninjau Proyek RDMP PT Pertamina (Persero) di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (24/6).

Legislator NasDem itu menjelaskan, kurang lebih kapasitas eksisting kilang Balikpapan kini adalah 260.000 barel per hari. Kilang tersebut memproduksi berbagai jenis BBM dan sejumlah turunannya, termasuk memproduksi elpiji likuid petroleum gas.

“Dengan RDMP ini maka kapasitasnya menjadi 360.000 barel per hari dan nanti akan menjadi kilang terbesar di Indonesia setelah Cilacap. Cilacap produksinya 340.000 barel per hari ini, terbesar masih Cilacap. Nanti kalau disini sudah jadi, dua kilang saja Cilacap dan Balikpapan sudah bisa memproduksi 700.000 barel per hari, diperkirakan di tahun 2026,” ungkapnya.

Sugeng menjelaskan, kilang-kilang Pertamina dibangun menggunakan teknologi tahun 1970/1980-an yang hanya mampu memproduksi BBM dengan kualitas setara EURO II. Pemerintah mengamanatkan seluruh kualitas BBM setara EURO IV pada tahun 2025, sehingga diperlukan upaya memperbarui teknologi untuk memproduksi BBM setara Euro IV/V. Kilang-kilang Pertamina dengan teknologi tahun 1970/1980-an memiliki konversi yang rendah dan hanya mampu mengolah sweet crude yang mahal.

“Diperlukan upaya memperbarui dengan teknologi terkini untuk meningkatkan konversi high value dan kemampuan mengolah sour crude yang lebih murah,” tandas Sugeng.

Sugeng menegaskan, jaminan pasokan BBM oleh kilang Pertamina khususnya di Balikpapan harus terjaga karena akan sangat berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi dan kebutuhan masyarakat.

“Memastikan ketersediaan dan keandalan kilang guna jaminan pasokan bahan bakar minyak, maka diperlukan dukungan untuk pengembangan kilang dan pemantauan langsung terkait dengan masalah-masalah yang dihadapi di lapangan,” tandasnya.

Terlebih, tambah Sugeng, kini ada gejolak politik dunia yang menghambat proses pembelian dan pengiriman bahan baku minyak mentah. Perang Rusia-Ukraina, hingga embargo Amerika dan Eropa ke Rusia juga sangat mempengaruhi pasokan minyak.

“Inilah yang kita perlukan, kehandalan energi menjadi penting termasuk kehandalan BBM. Hari ini konsumsi BBM kita terus naik, meskipun konsumsi BBM akan kita kendalikan dengan mobil dan motor listrik,” pungkas Legislator NasDem dari Dapil Jawa Tengah VIII (Kabupaten Cilacap dan Banyumas) itu.

(dpr.go.id/*)

Add Comment