Perlu Optimalisasi Industri Makanan Minuman Nasional

Getting your Trinity Audio player ready...

JAKARTA (29 Juni): Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto menilai industri makanan dan minuman nasional selama ini belum dioptimalkan. Hal ini terlihat saat gejolak situasi global yang menyebabkan rantai pasok pangan terganggu.

Menurut Sugeng, dalam posisi seperti inilah harusnya industri makanan dan minuman dalam negeri bergerak optimal memenuhi kebutuhan pangan.

“Kami mencatat situasi global sangat memprihatinkan akibat perang. Rusia dan Ukraina pemasok pangan dunia, termasuk China. Rantai pasok pangan dunia terganggu dan berpengaruh terhadap sektor-sektor lain,” ungkap Sugeng saat Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR dengan Ditjen Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA), Kemenperin, di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/6).

Legislator NasDem itu mencontohkan, pasokan pangan yang kini terganggu adalah susu dan gandum. Pasokan bahan baku susu terus menurun di dalam negeri, sehingga impor pun terus meningkat.

“Kontribusi bahan baku susu segar dalam negeri terus menurun dan menyebabkan kenaikan bahan baku susu impor, dari 75 persen di 2017 menjadi 79 persen di 2021,” urai Sugeng.

Menurut Sugeng, industri makanan dan minuman di dalam negeri harus dioptimalkan. Sehingga dampak dari geopolitik dunia tidak menyebabkan pasokan makanan dan minuman menjadi terganggu.

“Pengembangan industri makanan dan minuman nasional belum dimanfaatkan secara optimal dari hulu hingga ke hilir. Peran Ditjen IKMA jadi keniscayaan untuk digugah kembali, membangkitkan industri makanan dan minuman dalam negeri,” tukas Legislator NasDem dari Dapil Jawa Tengah VIII (Kabupaten Cilacap dan Banyumas) tersebut.

(dpr.go.id/*)

Add Comment