a

Habib Mohsen Terangkan Esensi Haji Tercermin Melalui Restorasi Diri

Habib Mohsen Terangkan Esensi Haji Tercermin Melalui Restorasi Diri

JAKARTA (5 Juli): Mendapat kesempatan bisa berangkat haji di tahun ini merupakan sebuah anugerah besar. Pasca krisis pandemi mengguncang dunia dua tahun belakangan ini, syarat mendapat tiket haji semakin ketat seperti diantaranya batasan usia 65 tahun dan kondisi kesehatan.

Kesempatan berharga tersebut selaiknya dapat dimanfaatkan sebaik mungkin mulai dari meluruskan niat dan perbaikan diri sedari memutuskan untuk berangkat ke tanah suci. Demikian disampaikan Anggota Dewan Pakar DPP NasDem Habib Mohsen Alhinduan ketika dihubungi nasdem.id, Selasa (5/7).

“Jadi perbaiki niat jadi manusia yang lebih baik jadi kalau umpamanya di saat berada di negerinya di Indonesia ini amal perbuatannya katakan 10 sampai 20 persen ada komitmen untuk meningkatkan lebih dari itu,” kata Habib Mohsen yang juga Advisor Tim Hubungan UEA dan Indonesia itu.

Pasca dua tahun lebih pelaksanaan ibadah haji digelar tertutup bagi negara luar, Habib Mohsen menerangkan pemerintah Arab Saudi terus meningkatkan pelayanan bagi kenyamanan para Jamaah. Untuk itu lanjut dia harus bisa disambut baik dengan komitmen tinggi memperbaiki diri.

“Kalau tidak komitmen saya katakan seperti wisatawan rohani beda dengan pelaksanaan ibadah rohani,” kata Direktur Islamic Studies & Research itu.

Ketua Korwil Yayasan Alkhairat Jawa Barat itu menambahkan, komitmen besar itu harus diimplementasikan dengan keinginan untuk menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya melalui taubatan nasuha.

“Setiap orang yang melaksanakan haji ini harus fokus di saat dia mendaftar haji di Indonesia. Dia niatnya untuk Taubatan Nasuha artinya lebih baik lah kalau istilahnya di NasDem ini kita harus merestorasi,” kata dia.

Habib Mohsen yang sudah menjadi supervisor pelaksanaan ibadah haji sejak tahun 80an itu menambahkan kebanyakan jamaah yang terlena sebelum wukuf di Arafah luar biasa dzikir dan sholatnya tetapi setelah wukuf justru kembali seperti semula lupa degan komitmen dan ikatannya.

“Panggilan itu adalah dia sudah dipanggil oleh Allah SWT sebagai tamu-Nya itu sejak awal sampai pelaksanaan dan sampai pulang itu jadi orang baik,” tambah Penasihat LBH Jakarta itu.

Salah satu prinsip yang harus dipegang para jamaah haji adalah bahwa ibadah haji harus membawa dampak sangat positif serta perubahan berarti bagi kehidupan. Pasalnya menurut dia masih banyak yang belum memahami makna daripada haji itu sendiri.

“Jadi haji ini sebetulnya adalah seperti bepergian secara rohani kita kepada Allah SWT kalau ruh itu kita bina dengan baik akibatnya kepada jasad, kepada pikiran menjadi cerdas untuk kita lebih baik,” demikian kata dia.

(WH)

Add Comment