a

Rempah dan Kuliner Kekuatan Ekonomi Nasional

Rempah dan Kuliner Kekuatan Ekonomi Nasional

JAKARTA (10 Agustus): Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang), Rachmad Gobel, membuka pameran kuliner Nusantara yang dilangsungkan di Jakarta Convention Center, Rabu (10/8).

“Kuliner dengan segala bahan rempah dan ragam makanan dan minumannya merupakan solusi dan kekuatan kebangkitan ekonomi nasional,” ungkap Gobel.

Pameran berjudul Adirasa Nusantara 2022 merupakan pameran gastronomi, kuliner, dan produk olahan Nusantara. Pameran bertema Cita Rasa Indonesia untuk Dunia itu diikuti para pengusaha rempah dan produk olahan pangan seperti penganan dan masakan. Juga terdapat produk kopi, teh, dan jamu. Usaha UMKM tersebut umumnya dikelola para perempuan. Pameran ini baru kali pertama diadakan dan berharap akan terus diadakan setiap tahun.

“Indonesia adalah negeri yang kaya dengan rempah, bahan pangan, dan produk kuliner. Inilah kekuatan nasional kita. Belanda datang menjajah bukan mencari bahan tambang, tapi justru mencari rempah-rempah. Ini harus disadari kita semua,” kata Gobel.

Legislator NasDem itu bercerita, saat menjadi salah satu Ketua Kadin Indonesia, ia sudah membuat program ekonomi nasional berbasis budaya. Mulai dari kerajinan tangan, tekstil tradisional, rempah-rempah, hingga kuliner.

“Inilah ekonomi yang memiliki daya tahan, khas, melibatkan banyak orang, dan berakar pada nilai-nilai budaya kita,” katanya.

Karena itu ketika diminta untuk membuka pameran tersebut, Gobel dengan antusias menyambutnya. “Harus kita dukung,” katanya.

Legislator NasDem dari Dapil Gorontalo itu menyatakan, saat ini dunia dalam kondisi tidak pasti akibat konflik Rusia-Ukraina yang membawa dampak terhadap seretnya pasokan serta melejitkan harga pangan dan energi.

“Ini bisa membawa pada krisis pangan dunia,” tegasnya.

Gobel juga menerangkan, di saat dunia dilanda pandemi Covid-19, ekonomi bisa tetap tumbuh. Salah satunya, berkat kreativitas kaum perempuan yang menggerakkan ekonomi dari rumah dan dipasarkan secara digital.

“Khususnya, dan terutama, melalui ekonomi pangan dan kuliner,” katanya.

Tentang ekonomi pangan itu, Gobel menyatakan, dunia juga sedang menghadapi perubahan iklim yang berdampak terhadap pergantian musim yang tak pasti serta mengganggu pola tanam dan hasil pertanian. Karena itu, katanya, melalui ekonomi pangan, yang didalamnya termasuk tanaman rempah, turut berkontribusi terhadap penurunan zero emission yang pada jangka menengah dan panjang akan memperbaiki lingkungan hidup yang rusak.

“Jadi ekonomi pangan dan kuliner ini memiliki banyak sisi,” katanya.

Gobel menyatakan, ekonomi rempah, pangan, dan kuliner juga akan mendatangkan devisa dan mengundang turis asing.

“Misi pameran ini adalah untuk membangkitkan semangat kaum perempuan mengaplikasikan kemampuannya. Sedangkan misi besarnya adalah melejitkan kearifan lokal dan budaya kita ke panggung global. Kita harus bangga pada kekuatan nilai-nilai dan budaya nasional kita. Ini yang disukai turis dan luar negeri,” katanya.

Gobel mengatakan, Indonesia adalah harta karun yang kaya oleh flora, fauna, dan budaya. Kekayaan flora dan fauna, katanya, membuat Indonesia kaya bahan pangan dan rempah. Posisi Indonesia di persilangan budaya dunia, juga memperkaya budaya, salah satunya berupa kuliner dan olahan pangan.

“Kuliner adalah produk sosial budaya dan kuliner Nusantara sangat kaya ragam dan kaya cita rasa. Saya sangat berbahagia dan bangga diundang berbicara di acara ini. Kalian adalah duta Indonesia yang sejati. Kalian adalah pejuang Indonesia. Kalian adalah wajah Indonesia yang sesungguhnya. Karena melalui kuliner kita akan menemukan DNA Indonesia yang sejati,” pungkas Gobel.

(Nasihin/*).

Add Comment