a

NasDem Dorong Percepatan Pembangunan Jalan Tol Sumatra

NasDem Dorong Percepatan Pembangunan Jalan Tol Sumatra

JAKARTA (8 September): Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung meminta Kementerian BUMN untuk memfokuskan kelanjutan dan percepatan pembangunan jalan tol Sumatra. Menurutnya, sudah terlalu lama masyarakat Sumatra, khususnya di Sumatra Utara mengalami kesusahan akibat akses jalan yang cukup jauh dari satu daerah ke daerah lainnya.

Hal tersebut disampaikan Martin dalam rapat kerja Komisi VI DPR RI dengan Menteri BUMN, Erick Thohir bersama para dirut BUMN penerima Penyertaan Modal Negara (PMN) dan Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, Kamis (8/9), di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta.

Awalnya Martin meminta agar rapat kerja dengan perusahaan BUMN penerima PMN dilaksanakan secara khusus, guna lebih mendalami rencana kerja dari masing-masing perusahaan plat merah tersebut.

“Jadi kalau menurut saya kita harus rapat tersendiri, supaya lebih fokus, supaya lebih tahu detail masalahnya,” ujar Martin.

Legislator NasDem dari Dapil Sumatera Utara II  (Labuhanbatu, Labuhanbatu Selatan, Labuhanbatu Utara, Tapanuli Selatan, Kota Padang Sidempuan, Mandailing Natal, Kota Gunungsitoli, Kota Sibolga, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba, Nias Selatan, Samosir, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Nias, Nias Selatan, Nias Utara, dan Nias Barat) itu juga menyinggung  PT Waskita Karya yang bergerak di bidang konstruksi. Ia meminta kepada Menteri BUMN turut mengawal anggaran untuk percepatan pembangunan jalan tol di Sumatra.

“Hutama Karya kita tahu kalau itu (anggaran PMN) merupakan kelanjutan dari jalan tol. Jadi kalau tadi dipersoalkan jalan tol, saya sebagai orang Sumatra sangat perlu ini, pak,  jalan tol Sumatra. Kita dukung penuh soal jalan tol Sumatra. Karena kami sudah terlalu lama susah untuk jalan di Pulau Sumatra itu,” kata Martin.

Martin pun menjelaskan bahwa jalan tol yang ada saat ini, yaitu tol Medan–Tebing Tinggi sudah sangat membantu singkatnya waktu perjalanan. Sehingga menurutnya, meski negara harus berutang untuk pembangunan jalan tol di Sumatra, hal itupun akan ia dukung sepenuhnya.

“Contoh kalau dulu dari Medan ke dapil saya bisa sampai 6-7 jam, sekarang cukup 2-3 jam. Jadi kalau negara ini mau berutang pun untuk membangun tol Sumatra tidak apa-apa. Terlalu lama kita orang Sumatra ini susah,” tegas Martin.

(darwis/*)

Add Comment