NasDem Dorong Diplomasi Budaya untuk Pulangkan Prasasti Pucangan
JAKARTA (14 September): Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Muhammad Farhan mengatakan diplomasi budaya harus dikedepankan dalam upaya pemulangan Prasasti Pucangan dari India. Diplomasi budaya juga sudah diamanatkan oleh PP No.87 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No.5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
“Upaya pengembalian Prasasti Pucangan harus dalam kerangka diplomasi budaya sebagai instrumen, demi tercapainya kesepakatan antara Indonesia dan India,” ujar Farhan dalam Forum Diskusi Denpasar 12 bertajuk ‘Repatriasi Prasasti Pucangan dari India’, secara daring, Rabu (14/9).
Farhan mengatakan, dalam PP No.87 Tahun 2021 tersebut telah dijelaskan upaya penyelamatan objek pemajuan kebudayaan dilakukan dengan cara revitalisasi, repatriasi dan restorasi. Repatriasi adalah upaya mengembalikan objek pemajuan kebudayaan yang berada di luar wilayah Republik Indonesia ke dalam wilayah Republik Indonesia.
“Dan ayat 2 nya memungkinkan agar repatriasi itu dalam bentuk pembelian atau kerja sama pengembalian atau advokasi tingkat internasional. Khusus untuk Prasasti Pucangan kita akan fokus pada kerja sama pengembalian objek pemajuan kebudayaan dengan negara asing,” tandas Farhan.
Legislator NasDem dari Dapil Jawa Barat I (Kota Bandung dan Kota Cimahi) itu menegaskan, Prasasti Pucangan yang kini berada di India mempunyai nilai yang sangat tinggi. Prasasti tersebut merupakan artefak yang memenuhi kriteria dua objek pemajuan kebudayaan, yaitu manuskrip dan bahasa.
“Banyak sekali artefak sejarah yang memperkuat karakter keindonesiaan tidak tersimpan dan terdokumentasikan dengan baik. Meskipun tersimpan juga tidak di Indonesia, seperti Prasasti Pucangan ini,” ungkapnya.
Upaya pengembalian Prasasti Pucangan diakui tidak mudah karena menyangkut kepentingan dua negara. Farhan mengusulkan adanya diplomasi resiprokal (timbal balik) yang memang lazim dalam praktik diplomasi dan kerja sama internasional.
“Ini meninggalkan sebuah pertanyaan. Jika agenda repatriasi Prasasti Pucangan masuk dalam pembicaraan Presiden Jokowi dengan PM Modi, apa tindakan resiprokal yang akan diminta oleh pihak India?. Ide saya adalah mungkinkah Indonesia membuka sebuah program wisata reliji khusus atau eksklusif bagi penganut Hindu India untuk berziarah ke Prambanan dalam sebuah program kerja sama dua negara yang tetap?” katanya.
Hal ini, imbuh Farhan, akan sangat membantu peningkatan nilai tambah terhadap artefak dan kerja sama budaya antara Indonesia dan India.(dis/*)