Nilam Sari Lawira Ajak Warga Jaga Kerukunan Dengan Teladan Nabi

PARIMO (9 Oktober): Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) yang juga Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) NasDem Sulteng, Hj. Nilam Sari Lawira mengajak masyarakat untuk menjaga kerukunan dan silaturahmi antarumat beragama.

Demikian disampaikan Nilam Sari Lawira saat menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Sumber Sari, Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sabtu (8/10).

“Yang saya pelajari dan ketahui, ialah dalam Islam itu bukan hanya menjalin persaudaraan antar umat muslim saja sebagaimana disebut Ukhuwah Islamiyah. Akan tetapi ada konsep Ukhuwah Watoniyah, ialah rasa persaudaraan kita sesama bangsa Indonesia,” kata Nilam Sari Lawira, dalam keterangannya, Minggu (9/10).

Menurut istri Wakil Ketua Umum DPP Partai NasDem, Ahmad HM Ali itu Islam telah mengajarkan agar tidak memandang suku, agama, ras, dan golongan. Bahkan menurut dia, Islam mengajarkan konsep yang lebih universal dikenal dengan sebutan Ukhuwah Insaniyah.

“Di sini saya lihat ada hadir toko agama lain yang merupakan kehormatan bagi kita semua bisa meningkatkan rasa toleransi,” kata dia.

Perempuan yang akrab dengan singkatan NSL itu memandang bahwa seluruh manusia di dunia ini bersaudara, sebab sejarah telah mengisahkan bahwa kita berasal dari satu nenek moyang yaitu Adam dan Hawa.

“Jangan dipermasalahkan perbedaan, justru dengan perbedaan itu kita bisa bersatu melalui konsep Ukhuwah Insaniyah tersebut,” tukas dia.

Untuk itu, dalam rangka maulid nabi, NSL mengajak warga untuk meneladani sifat dan perilaku nabi Muhammad SAW dengan berakhlakul karimah.

“Berdasarkan itu saya yakin islam mengajarkan kita bahwa rasa kemanusiaan itu di atas segala-galanya. Tanpa memandang bangsa, suku dan agama,” imbuhnya.

Begitu juga adab dan suri teladan dari Rasullullah ketika menghadapi musuh-musuhnya menurut NSL penuh dengan kebaikan dan ketabahan. Bahkan untuk orang yang membencinya sekalipun.

Sama halnya dalam keluarga Rasul menurut NSL beliau tidak pernah berlaku kasar terhadap anak dan istrinya. Begitu juga sebagai pemimpin umat, di mana lebih mementingkan keadilan dalam mempersatukan umat yang dipimpinnya di dunia ini tanpa melihat agama, suku dan ras.

“Beliau manusia biasa yang diangkat sebagai nabi, jadi bukan tidak mungkin kita tidak bisa mencontoh perilaku nabi kita,” demikian pungkasnya.

(WH)

Add Comment