Rian Firmansyah Desak Masifkan Narasi Konversi ke Kendaraan Listrik
JAKARTA (6 September): Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Rian Firmansyah, mengajak seluruh pihak menyamakan narasi terkait konversi kendaraan berbahan bakar minyak ke kendaraan listrik/electric vehicle (EV).
“Kita harus masif dengan satu narasi bahwa EV adalah kebutuhan dan masa depan Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission,” ujar Rian dalam Forum Diskusi Denpasar 12 dengan tema ‘Tantangan dan Peluang Adopsi Kendaraan Listrik di Indonesia’, Rabu (6/9).
Rian meyakini bahwa kendaraan listrik merupakan angkutan masa depan. Narasi yang dibangun terkait industri dan penggunaan EV mesti dibangun positif.
“Jangan sampai masyarakat menjadi bingung dengan narasi yang dibangun oleh pemerintah,” imbuhnya.
Legislator dari dapil Jawa Barat II (Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat) itu mengungkapkan, ada berbagai tantangan dalam pengembangan industri dan penggunaan EV di Tanah Air. Di antaranya terkait regulasi, keberadaan infrastruktur pendukung, hingga keyakinan masyarakat sebagai konsumen.
“Kita lihat dari industrinya, masih melihat dan menunggu terkait EV ini, bagaimana kelanjutan, bagaimana masa depannya. Itu juga menjadi tantangan yang tidak bisa kita abaikan,” ujar Rian.
Rian menceritakan, dulu pemerintah membuat program konversi dari minyak tanah ke gas LPG. Menurutnya, itu adalah kebutuhan primer dan dibutuhkan masyarakat. Namun, hingga saat ini program tersebut masih ada banyak masalah, mulai dari distribusi hingga ketepatan sasaran.
“Sedangkan ini (konversi kendaraan bahan bakar minyak ke listrik) kan tidak terlalu primer bagi konsumen. Tentu masyarakat akan punya banyak pertimbangan,” ujarnya.
Lebih lanjut Rian mendorong agar pemerintah terus memasifkan pembangunan infrastruktur penunjang kendaraan listrik. Di antaranya adalah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang masih minim. Selain itu, berbagai insentif juga harus terus diberikan untuk menarik minat masyarakat.
“Infrastruktur harus benar-benar bisa meyakinkan masyarakat. Konsumen kan tidak mau tahu terkait proses dan lain-lain. Konsumen hanya ingin dimudahkan dalam hal apapun untuk mengonsumsi atau memakai produk tersebut. Secara simultan, kita harus bergerak menyukseskan konversi ini,” pungkasnya.
(dis/*)