a

Hujan Deras tak Surutkan Kampanye Gobel

Hujan Deras tak Surutkan Kampanye Gobel

MARISA (13 Desember): Hujan deras mengguyur lokasi kampanye Rachmat Gobel di Paguat, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo. Massa yang membludak hingga meluber ke luar tenda dan berteduh di teras-teras rumah penduduk tak beranjak pergi. Mereka terus menyimak orasi Gobel, berteriak, bertepuk tangan, dan berseru memberikan dukungan.

“Hujan ini berkah. Udara yang tadinya sangat panas kini menjadi sejuk dan basah,” kata Gobel di hadapan massa, Selasa (12/12).

Hari Selasa merupakan kampanye hari ketiga bagi Gobel. Sabtu berkampanye di Kabupaten Gorontalo Utara dan Minggu berkampanye di Kota Gorontalo. Dalam kampanye di Pohuwato ini, ia memperkenalkan Prof Dr Rustam Akili dan Prof Dr Winarni Monoarfa yang juga menjadi calon anggota legislatif dari Partai NasDem untuk Daerah Pemilihan Provinsi Gorontalo. Selain itu, ia juga mengenalkan caleg DPRD Provinsi Gorontalo seperti Mikson Yapanto dan caleg untuk DPRD Kabupaten Pohuwato.

Cuaca Pohuwato sebelum acara dimulai sangat terik. Gorontalo yang berjarak cukup dekat dengan garis khatulistiwa memang dikenal terik. Namun, sekitar 10 menit setelah memasuki tenda kampanye, terjadi hujan deras. Hujan berhenti beberapa saat sebelum kampanye berakhir.

Saat memasuki lokasi kampanye, Gobel diantar 50 bentor (becak motor) yang dirias dengan bendera Partai NasDem. Mereka menemui Gobel saat sedang beristirahat makan siang, sebelum salat dzuhur. Mereka menawarkan diri untuk mengantar rombongan Gobel dengan iring-iringan bentor. Antusiasme dan prakarsa pengemudi bentor itu tak bisa ditolak Gobel.

“Ini menunjukkan ada semangat dan kepercayaan masyarakat terhadap Partai NasDem yang makin tinggi. Ada kemajuan dibandingkan dengan Pemilu 2019. Kepercayaan ini merupakan suatu kehormatan yang harus menjadi tanggung jawab,” kata Gobel.

Dalam orasinya, Gobel menyampaikan laporannya sebagai anggota DPR RI. Pada Pemilu 2019, ia meraih suara terbanyak.

“Saat itu ada anak muda yang bertanya. Apakah setelah terpilih Bapak akan datang lagi? Atau seperti yang sudah-sudah, datang lagi setelah lima tahun? Sebagai orang yang baru masuk politik saya belum paham. Maka saya tanya pada tim saya, apa maksud pertanyaan anak muda tersebut? Lalu dijelaskan bahwa setelah terpilih, umumnya tidak datang lagi, dan baru datang lagi pada pemilu berikutnya. Saya tersentak. Dan kini saya melaporkan, sebagai anggota DPR, setiap bulan sedikitnya saya datang satu kali ke Gorontalo. Sudah lebih dari 400 titik yang saya datangi. Dan saya berusaha menunaikan janji saya saat kampanye 2019,” kata Gobel.

Ia mengatakan selalu berusaha mewujudkan aspirasi untuk petani, nelayan, lansia, pedagang, pelaku UMKM, bidang kesehatan, bidang pendidikan, bidang pariwisata, dan sebagainya.

Di bidang pertanian ia telah membagikan ribuan alsintan seperti traktor, penyemprot hama, mesin pemanen, perbaikan irigasi, pembagian pupuk dan bibit, serta mesin penggilingan padi.

Gobel juga telah membangun 12 ribu rumah melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), membangun rumah dan rumah susun untuk lansia, rumah untuk nelayan, asrama untuk pesantren, pembagian alat kesehatan dan obat-obatan, membuat PAUD berstandar internasional, membangun spot-spot pariwisata (Tamendao, Torosiaje, Danau Perintis, Lampu Menara Limboto, Pantai Bolihutuo), membantu akses permodalan dan pemasaran UMKM, pelampung untuk nelayan, dan sebagainya.

Di hari yang sama, sebelum di Paguat, Gobel berkampanye di Mananggu, Kabupaten Boalemo. Pada kesempatan itu, ia menyatakan, turut berperan mendirikan Provinsi Gorontalo pada 2000.

“Kita ingin mandiri, ingin maju, dan ingin sejahtera. Namun, setelah lebih dari 20 tahun Gorontalo tetap menjadi provinsi termiskin kelima di Indonesia. Padahal, APBD naik terus. Jadi APBD untuk apa? Bagaimana pengelolaannya? Pasti ada yang salah. Partai NasDem belum pernah menjadi pemenang di Gorontalo. Jika ingin perubahan maka berikan kesempatan Partai NasDem untuk menang. Mohon dukungannya. Kita ingin perubahan. Kita ingin Gorontalo menjadi provinsi yang maju dan masyarakatnya makmur,” katanya.

Secara pribadi, ia mengaku memiliki visi 2051. Visi berjangka 30 tahun itu akan mengundang investasi hingga Rp10 triliun dan menyerap tenaga kerja hingga 100 ribu orang.

“Bansos dan sembako bukan solusi mengatasi kemiskinan. Itu hanya bersifat sementara. Yang penting berikan pekerjaan dan buka kesempatan berusaha. Ini yang akan menyejahterakan masyarakat Gorontalo. Ekonomi harus digerakkan,” pungkasnya.

(*)

Add Comment