a

Kunjungi NasDem Tower, Said Aqil Bicara Kisah Nabi Ibrahim Melawan Raja Namrud

Kunjungi NasDem Tower, Said Aqil Bicara Kisah Nabi Ibrahim Melawan Raja Namrud

JAKARTA (9 Januari): Ketua Umum PBNU 2010-2021 Said Aqil Siradj menyambangi Kantor DPP Partai NasDem di Kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa (9/1). Terkait kehadirannya di Markas NasDem, Said Aqil ingin mendengar apa yang diperjuangkan oleh NasDem sebagai pengusung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) di Pilpres 2024.

“Saya ingin tahu secara langsung dari sumber utama, bukan dari sumber yang ketiga. Alhamdulillah yang saya dengar tadi menyenangkan, membuat orang optimis lah, harus optimis, politik harus optimis. Tidak ada yang namanya minder, takut, kecil hati, nggak boleh, harus optimis dan berdasarkan iman kepada tuhan, dan pasrah kepada Allah, tawakal, di samping kita usaha keras,” kata Said Aqil di NasDem Tower, Jakarta.

Hadir dalam pertemuan itu Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali, Sekjen Hermawi Taslim, Ketua Fraksi NasDem DPR RI Roberth Rouw serta Anggota DPR RI F-NasDem Charles Meikyansah dan Eva Yuliana. Hadir juga Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid.

Dalam kesempatan itu Said Aqil Siradj juga bicara kisah Nabi Ibrahim melawan Raja Namrud. . Hal ini merespons kelakar Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) yang tidak mendukung pasangan AMIN. Padahal, cawapres 01 Gus Muhaimin sangat kental sebagai keluarga besar Nahdliyin.

“Ketika Nabi Ibrahim dibakar oleh Raja Namrud, semua binatang meniup memadamkam api itu: macan, gajah, termasuk semut, lalu oleh binatang yang besar diketawain, ‘kamu ngapain semut ikut niup, apa artinya, tiupan kamu itu?’,” ujar Said Aqil.

Said melanjutkan, semut tak berkecil hati, ia hanya menampilkan sikap sedang berada di pihak siapa.

“Jawaban semut, ‘saya tahu tiupan saya tidak ada artinya, tapi hanya menunjukkan saya berada di pihak mereka’. Saya ini enggak ada artinya dibandingkan tiupannya anda yang besar-besar, gajah, tapi hanya menunjukkan saya semut yang kecil ini berada di pihak yang benar,” jelas Said Aqil.

Said Aqil lalu merespons di lini masa sosial media, ramai para kiai mengaku disogok uang miliaran agar tak mendukung AMIN di Pilpres.

“Sudah hal yang biasa, politik sejak dulu, sejak jaman dinasti umayah, dinasti ottoman, semua pakai uang, dan banyak sekali ulama ‘Su’, kata Ahmad Ghozali itu ulama yang bisa dibeli,” ujar Said Aqil.

(RN)

Add Comment