a

Gobel Ajak Ubah Gorontalo Jadi Provinsi Berkualitas

Gobel Ajak Ubah Gorontalo Jadi Provinsi Berkualitas

TILAMUTA (2 Februari): Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) yang juga Ketua DPW Partai NasDem Gorontalo, Rachmat Gobel mengajak masyarakat dan pemimpin Gorontalo menjadikan wilayah itu sebagai provinsi berkualitas.

“Kita jadikan segalanya berkualitas, bukan yang murahan,” ungkap Gobel di Desa Bongo III, Kecamatan Wonosari, Tilamuta, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo, Kamis (1/2).

Kecamatan Wonosari merupakan daerah transmigrasi dan daerah pertanian. Mereka dikenal sebagai petani yang ulet sehingga daerah itu relatif makmur. Di hari yang sama, Gobel juga memonitor kegiatan Festival Pasar Pangan yang ia selenggarakan sebagai anggota DPR RI di Desa Molombulahe, Kecamatan Paguyaman, Boalemo.

Gobel mengadakan pasar murah tersebut sebagai bentuk kepeduliannya terhadap penderitaan masyarakat yang dihadapkan kenaikan harga barang kebutuhan pokok. Kenaikan itu dipicu musim panas berkepanjangan atau el nino sehingga membuat pertanian tidak begitu berhasil.

Pada sisi lain, akibat dampak perang Rusia-Ukraina dan pandemi Covid-19 yang membuat ekonomi dunia melambat sehingga menimbulkan pengangguran dan berkurangnya pendapatan masyarakat. Gobel melakukan kegiatan itu bukan dalam rangka kampanye karena tidak ada atribut partai.

“Menjadi politisi itu jangan cuma mencari kemenangan dan suara, tapi juga berbuat nyata terhadap penderitaan masyarakat,” tegas Gobel.

Legislator NasDem dari Dapil Gorontalo itu mengaku marah atas kondisi Gorontalo yang tetap menjadi provinsi termiskin kelima di Indonesia dari 2000 hingga kini, yaitu sejak berpisah dari Sulawesi Utara. Sebagai orang yang terlibat dalam pembentukan provinsi tersebut, ia ikut bertanggung jawab untuk memperbaikinya.

“Itu salah satu faktor saya masuk politik,” katanya.

Menurutnya, para pendiri Provinsi Gorontalo memimpikan pemekaran provinsi tersebut untuk mengubah nasib Gorontalo agar menjadi makmur, mandiri, dan maju.

“Namun kemudian ternyata tidak ada perubahan yang signifikan. Ini karena salah urus oleh pemimpinnya, khususnya dalam 10 tahun belakangan ini,” katanya.

“Di saat rakyatnya tetap miskin, justru provinsi ini pernah melahirkan pejabatnya sebagai salah satu yang terkaya di Indonesia,” tambahnya.

Karena itu, Gobel mengajak masyarakat Gorontalo untuk melakukan perubahan.

“Kita perbaiki segalanya. Kita jadikan Gorontalo sebagai provinsi yang berkualitas,” katanya.

Ia mengatakan perbaikan kualitas itu dilakukan di segala bidang, yaitu birokrasi, pelayanan publik, industri, produk pertanian, pendidikan, dan sebagainya.

Gobel kemudian menunjukkan coklat bermerk Otanaha, nama sebuah benteng di Gorontalo.

“Coklat ini diproduksi dan dipasarkan di Jepang dan Eropa. Tapi bahannya dari Boalemo dan Pohuwato. Pemanisnya pun menggunakan gula aren dari Gorontalo. Dan di sini tertulis nama Gorontalo,” katanya.

Coklat bar ini, katanya, dijual dengan harga Rp50 ribu.

“Murah atau mahal?” tanya Gobel. Massa menjawab: “Mahal”.

“Inilah salah satu bentuk penghargaan terhadap kualitas coklat Gorontalo. Coklat Gorontalo tidak murahan. Kita ingin semua hal dari Gorontalo menjadi berkualitas,” urai Gobel

Anggota Komisi XI DPR RI itu kemudian menerangkan bahwa ia baru saja mendirikan PAUD berstandar internasional di Kabupaten Gorontalo. PAUD yang diberi nama David Bobihoe itu, nama mantan Bupati Gorontalo, diajarkan berbagai hal yang berkualitas: Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Gorontalo, budi pekerti, mencintai lingkungan hidup, kebersihan, diperkenalkan dengan imajinasi tentang robotik, kemampuan untuk bekerja sama, dan lain-lain.

“Kita ingin menyiapkan sumberdaya manusia rakyat Gorontalo untuk masa depan Gorontalo yang lebih baik. Jika Partai NasDem menang di semua kecamatan, maka akan didirikan PAUD sejenis di 77 kecamatan,” katanya.

Selanjutnya Gobel merencanakan pembangunan pertanian dengan pupuk dan bibit yang berkualitas. Sebagai contoh, ia telah berhasil bertani singkong yang tiap batangnya bisa menghasilkan 30 kg. Padahal umumnya hanya 5-8 kg per batang. Bahkan dengan bibit dan perlakuan yang sama, di tempat lain, hanya menghasilkan 15 kg per batang.

“Jadi tanah Gorontalo sangat subur. Jika per hektar ada 10 ribu batang maka dalam satu hektar bisa menghasilkan 300 ribu kilogram singkong. Jika harga per kilogram Rp 1.000 seperti di Wonosari ini maka per hektar bisa menghasilkan Rp300 juta,” katanya.

“Mari kita bangun Gorontalo secara berkualitas sehingga provinsi ini akan maju dan rakyatnya makmur,” katanya.

(nasihin/*)

Add Comment