a

Membedah Film Dolanan Kehidupan dan Mama Amamapare di NasDem Tower

Membedah Film Dolanan Kehidupan dan Mama Amamapare di NasDem Tower

JAKARTA (14 Agustus): Film Dokumenter yang memotret sendi kehidupan masyarakat dari sangat dekat dan partisipatif harus mampu menstimulasi kebijakan pemerintah agar pro terhadap masyarakat.

Demikian disampaikan Head Program & Content Development Eagle Institute Indonesia, Daniel Rudi Haryanto dalam acara bedah Film Dolanan Kehidupan dan Mama Amamapare di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Rabu (14/8).

Dia berharap tak hanya NasDem tetapi partai-partai politik lain juga dapat menggunakan medium-medium Film Dokumenter untuk memotret sendi kehidupan masyarakat di berbagai tempat. Sehingga kebijakan yang dihasilkan benar-benar bermanfaat.

Jadi film menstimulan kebijakan sehingga realitas-realitas yang dicapture melalui film dokumenter seperti ini bisa didorong sebagai political will atau good will dari government untuk bisa mewujudkan Indonesia lebih baik,” kata dia.

Acara side event pra Kongres ke III Partai NasDem itu dipandu oleh politisi muda Partai NasDem, Olvah Alhamid berlangsung hangat dan mendapat antusias tinggi dari para peserta yang berasal dari berbagai kalangan mulai dari mahasiswa hingga kalangan millenial.

Pada kesempatan yang sama Ketua DPP NasDem, Ratih Megasari Singkarru menerangkan kegiatan nonton bareng dan diskusi film dilakukan sebagai salah satu bentuk kepedulian NasDem terhadap industri perfilman tanah air.

Selain itu pihaknya juga berharap melalui media film banyak pesan dan pelajaran berharga dalam merawat budaya yang ada di masyarakat. Dia pun mengajak masyarakat untuk terus mencintai industri film nasional terutama film dokumenter yang justru banyak diakui dan mendapat penghargaan di ajang internasional.

Karena kami juga percaya Partai NasDem juga percaya bahwa melalui industri perfilman kita sangat bisa memboost untuk perkembangan kebudayaan,” kata Ratih yang juga Anggota DPR RI Fraksi NasDem itu.

Salah satu peserta Diskusi dan Nonton Film, Ababil Kurnia Gusti dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta melihat Film Mama Amamapare yang memotret seorang dukun bayi, bernama Mama Yakoba dalam membantu persalinan di kampung Amamapare di Mimika, Papua harus mampu menggugah empati masyarakat dan pemerintah.

Bahwa ada satu daerah yang seharusnya menjadi atensi kita sebagai masyarakat Indonesia untuk bagaimana kemudian memberikan upaya untuk dari satu daerah yang tertinggal ini tetap harus diupayakan kesejahteraannya,” kata dia.

Pada kesempatan kali ini hadir pula Ketua Pengurus Harian Eagle Institute Indonesia, Agus Ramdan sebagai narasumber.

Sebagai informasi kegiatan Diskusi dan Nonton Film sudah berlangsung sejak Senin (12/8) dengan film-film dokumenter yang berbeda setiap sesinya. Kegiatan ini diagendakan akan berlangsung hingga Kamis (15/8) di Gedung Theater NasDem Tower, Jakarta Pusat. (WH)

Add Comment