a

Pentingnya Integrasi Ilmu dengan Akhlak, Manners, dan Attitude dalam Kajian Islam Kontemporer

Pentingnya Integrasi Ilmu dengan Akhlak, Manners, dan Attitude dalam Kajian Islam Kontemporer

Oleh: Dr. Ayu Alwiyah Aljufri

Anggota Dewan Pertimbangan DPP Partai NasDem

 

DALAM kajian Islam kontemporer, integrasi antara ilmu dengan akhlak, manners, dan attitude menjadi tema krusial yang dibahas oleh banyak cendekiawan. Hal ini disebabkan oleh tantangan dan perubahan yang dihadapi masyarakat Muslim di era modern. Pendekatan ini menyoroti pentingnya menggabungkan pengetahuan (ilmu) dengan nilai-nilai moral dan etika (akhlak), tata krama (adab), dan sikap yang baik.

Berikut adalah beberapa dimensi yang menjelaskan tema ini secara lebih rinci:

1. Pengertian Ilmu dalam Islam

Ilmu dalam Islam tidak hanya terbatas pada ilmu duniawi atau sains, tetapi juga mencakup ilmu tentang agama (diniyah). Islam menganggap ilmu sebagai sesuatu yang suci, dan proses pencariannya adalah ibadah. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah). Ilmu yang diperoleh diharapkan dapat membawa kebaikan bagi dirinya dan orang lain, serta menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.

2. Akhlak sebagai Fondasi Ilmu

Akhlak (moral) adalah fondasi penting yang harus menyertai ilmu. Cendekiawan Muslim klasik seperti Al-Ghazali dalam karyanya Ihya’ Ulumuddin menekankan bahwa ilmu tanpa akhlak adalah sia-sia. Akhlak mencakup integritas, kejujuran, empati, keadilan, dan tanggung jawab sosial. Tanpa akhlak, ilmu dapat disalahgunakan untuk kepentingan pribadi dan merugikan orang lain.

3. Adab dan Manners dalam Menuntut Ilmu

Adab (tata krama) dan manners (sopan santun) juga merupakan aspek kunci dalam Islam. Adab mencerminkan rasa hormat terhadap ilmu, guru, dan sesama manusia. Tradisi Islam sering mendahulukan adab sebelum ilmu. Imam Malik mengatakan bahwa murid-muridnya belajar adab terlebih dahulu sebelum mempelajari ilmu darinya. Hilangnya adab dalam pendidikan modern sering disebut sebagai penyebab krisis moral.

4. Attitude dalam Mengamalkan Ilmu

Attitude (sikap) berhubungan erat dengan niat dan cara seseorang mengamalkan ilmunya. Niat yang ikhlas untuk mencari ridha Allah akan membawa keberkahan, sementara niat yang salah dapat merusak. Sikap rendah hati, sabar, dan terbuka terhadap perbedaan pendapat sangat ditekankan dalam Islam. Ilmu yang digunakan dalam debat atau diskusi harus disertai dengan sikap hormat dan tidak merendahkan.

5. Implikasi Ilmu Tanpa Akhlak, Manners, dan Attitude dalam Masyarakat Modern

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sering tidak diimbangi dengan nilai-nilai etika dan moral. Penyalahgunaan ilmu dalam bidang ekonomi, politik, dan teknologi bisa menghasilkan eksploitasi ekonomi, ketidakadilan politik, dan kerusakan lingkungan. Kasus-kasus seperti perubahan iklim, penggunaan teknologi medis yang tidak etis, dan ekonomi kapitalisme yang tidak terkendali adalah contoh dari ilmu tanpa akhlak.

6. Relevansi dalam Pendidikan Islam Kontemporer

Pendidikan Islam kontemporer menghadapi tantangan dalam mengintegrasikan ilmu pengetahuan modern dengan nilai-nilai Islam. Banyak institusi pendidikan Islam berusaha memperkuat pendidikan akhlak dan adab bersama dengan ilmu pengetahuan modern. Pengembangan character education atau pendidikan karakter bertujuan membentuk pribadi yang cerdas secara intelektual dan memiliki etika yang kuat.

Kesimpulan

Dalam kajian Islam kontemporer, ilmu tanpa akhlak, manners, dan attitude adalah suatu keniscayaan yang harus dihindari. Ilmu, akhlak, adab, dan attitude adalah elemen yang tidak bisa dipisahkan. Ilmu yang disertai dengan akhlak akan membawa keberkahan, sedangkan ilmu tanpa akhlak bisa menjadi bencana. Oleh karena itu, menuntut ilmu dalam Islam tidak hanya tentang meningkatkan pengetahuan, tetapi juga membangun karakter dan sikap yang benar agar ilmu yang dimiliki memberikan manfaat bagi dunia dan akhirat.

(WH)

Add Comment