Teuku Irwan Djohan Rancang Konsep Bioskop Syariah di Banda Aceh
BANDA ACEH (14 November): Calon Wali Kota Banda Aceh nomor urut 4, Teuku Irwan Djohan, ST, merencanakan konsep “Bioskop Syariah” yang memisahkan tempat duduk antara laki-laki dan perempuan di Kota Banda Aceh.
Demikian diutarakan calon wali kota usungan Partai NasDem itu saat menghadiri acara dialogis bersama kaum muda dari berbagai organisasi, Rabu (13/11) malam.
“Selain itu, pencahayaan dalam bioskop ini tidak akan sama seperti di bioskop-bioskop luar Aceh. Ini untuk mengakomodasi warga Aceh yang selama ini harus pergi ke luar Aceh, seperti ke Medan, jika ingin menonton film baru,” ungkap Teuku Irwan Djohan.
Dalam acara yang diadakan komunitas Berucap.id itu Irwan diundang untuk bertemu dengan warga Banda Aceh guna memaparkan visi dan misinya sebagai calon wali kota.
“Kegiatan ini memberi kesempatan bagi teman-teman untuk bertanya apa saja. Saya merasa senang karena acara ini dihadiri juga oleh saudara-saudara kita dari kelompok disabilitas. Malam ini saya mendengar langsung apa yang mereka sampaikan sehingga kita jadi tahu apa yang mereka butuhkan,” tambah Irwan yang juga kader Partai NasDem itu.
Irwan menambahkan, selama ini suara dan aspirasi dari kelompok disabilitas mungkin belum terdengar secara maksimal.
“Dengan adanya pertemuan seperti ini, kita bisa mendengar harapan-harapan mereka yang mungkin selama ini luput. Semoga ke depannya Pemerintah Kota Banda Aceh bisa lebih mengakomodir kebutuhan teman-teman disabilitas,” ujarnya.
Dalam dialog tersebut, salah satu anak muda menanyakan rencana Irwan terkait wacana menghadirkan bioskop kembali di Banda Aceh. Irwan meyakini bahwa keberadaan bioskop syariah tersebut bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Banda Aceh.
“Jika bioskop ini terwujud, masyarakat dari berbagai kabupaten/kota di Aceh bisa menonton film tanpa harus bepergian jauh ke luar Aceh,” kata dia.
Mantan anggota DPR Aceh yang karib disapa Bang Irwan itu pun mengakhiri penjelasannya dengan mengajak masyarakat untuk mendukung perubahan di Banda Aceh.
“Saya satu-satunya calon wali kota yang belum pernah memimpin Banda Aceh. Jika warga ingin mencoba pemimpin baru, dengan wajah dan konsep yang baru, mungkin bisa memilih calon yang belum pernah diberikan kesempatan,” tutupnya.
(WH)