Siqom Ungkap Pentingnya Pelatihan Teknis Petani dalam Mengatasi Masalah Hama
TASIKMALAYA (10 Januari): Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi Partai NasDem Siti Qomariyah menilai pentingnya pelatihan pengendalian hama berbasis agen hayati sebagai solusi inovatif untuk mendukung kemandirian petani.
Siti Qomariyah yang akrab disapa Siqom mengatakan itu saat kunjungan kerja bersama Komisi II DPRD Jawa Barat ke Satuan Wilayah V Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kota Tasikmalaya, Rabu (8/1/2025).
Mereka memantau pelaksanaan pelatihan teknis pengendalian hama pada tanaman pangan. Pelatihan difokuskan untuk membantu petani mengatasi masalah hama dan penyakit tanaman melalui pendekatan berbasis agen hayati.
“Bimbingan teknis kepada petani mengenai cara mengendalikan hama dan penyakit menggunakan agen hayati sedang dilaksanakan oleh para petugas dan trainer dalam kegiatan ini. Hal ini penting sebagai langkah preventif dalam mengatasi serangan hama di masa depan. Dengan bahan-bahan natural, tanaman juga terhindar dari pestisida kimia, meskipun saat ini masih dalam musim tanam,” ujar Siqom.
Menurut Siqom, penggunaan agen hayati tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga dapat mengurangi ketergantungan petani pada pestisida kimia. Ia juga menyoroti manfaat ekonomis pelatihan ini bagi petani.
“Dengan metode ini, para petani tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga dapat menekan biaya produksi,” tegasnya.
Siqom menambahkan, pentingnya pelatihan ini semakin terasa karena jumlah Petugas Observasi Penyakit Tanaman (POPT) yang terbatas.
“Biasanya, satu petugas POPT mengawasi satu kecamatan yang luas. Oleh karena itu, program pelatihan ini sangat relevan untuk mengedukasi petani agar mampu mengelola lahan secara mandiri,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Siqom bersama Komisi II DPRD Jawa Barat memberikan apresiasi terhadap program pelatihan tersebut. Ia menyebut langkah ini sebagai strategi penting untuk mendukung produktivitas dan keberlanjutan pertanian di Jawa Barat. Siqom berharap program serupa dapat diadaptasi oleh petani di wilayah lain di Jawa Barat.
“Kami berharap langkah ini menjadi inspirasi bagi petani untuk terus meningkatkan kapasitas mereka dalam pengelolaan pertanian yang berkelanjutan,” tutupnya.
(VC/WH)