Gelar Pahlawan Nasional Ratu Kalinyamat Buah Kolaborasi Semua Pihak
JEPARA (17 Januari): Gelar Pahlawan Nasional untuk Ratu Kalinyamat merupakan buah kolaborasi yang kuat dari semua pihak, yang berjuang tanpa lelah untuk mengangkat nilai-nilai perjuangan Ratu Jepara itu agar bisa diteladani oleh setiap anak bangsa.
“Sejak 2018 bersama dengan berbagai unsur masyarakat, akademisi, dan sejumlah tokoh, kami berkolaborasi sehingga memungkinkan menjalani proses yang panjang untuk mewujudkan Ratu Kalinyamat mendapat gelar Pahlawan Nasional,” ungkap Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, seusai menerima penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, sebagai Penggagas Pengusulan Ratu Kalinyamat Menjadi Pahlawan Nasional, di Pendopo RA Kartini Kabupaten Jepara, Jumat (17/1/2025).
Hadir pada acara tersebut Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta, para pejabat yang tergabung dalam Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Jepara, para akademisi, dan tokoh masyarakat Jepara.
Sebelumnya pada 4 Desember 2024 lalu, penghargaan serupa juga diberikan Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) kepada Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat sebagai penggagas Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan Nasional.
Perjuangan yang panjang harus dilalui, ujar Lestari, karena di awal proses pengajuan Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan Nasional, Tim Pakar Ratu Kalinyamat tidak memiliki bukti primer yang mendukung.
Diungkapkan Rerie, sapaan akrab Lestari, artefak terkait perjuangan Ratu Jepara itu tidak ada. Tim Pakar Ratu Kalinyamat ketika itu, tambahnya, hanya memiliki bukti dalam bentuk penuturan warga, legenda, dan satu referensi catatan sejarah.
Dengan perjuangan yang tidak mengenal menyerah dan limpahan kasih sayang dari Allah SWT, ujar Rerie, akhirnya Tim Pakar Kalinyamat berhasil menemukan delapan bukti primer perjuangan Ratu Kalinyamat dari catatan para misionaris di sebuah gereja tua di Portugis.
Diakui Rerie yang juga anggota Komisi X DPR dari Dapil Jawa Tengah II (Kudus, Demak, Jepara) itu, proses pengajuan Ratu Kalinyamat dari Jepara sebagai Pahlawan Nasional membuka akses antara lembaga Arsip Nasional dan lembaga arsip di Portugis.
Pada akhirnya, imbuh Rerie, delapan dokumen baru dari Portugis itu, saat ini menjadi rujukan akademis bila kita membicarakan sejarah Indonesia terkait dengan perjuangan Ratu Kalinyamat.
Lebih jauh, anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu menegaskan, sesungguhnya setelah Ratu Kalinyamat mendapat gelar Pahlawan Nasional masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan.
Gugatan sejumlah kelompok masyarakat yang tidak sependapat dengan kepahlawanan Ratu Jepara, ungkap Rerie, masih ada.
“Jadi pekerjaan rumah kita belum selesai. Karena masih ada hal-hal yang harus diperjuangkan bersama. Tidak hanya oleh masyarakat Jepara, tetapi seluruh masyarakat, untuk memberi pemahaman bahwa Ratu Kalinyamat layak menyandang gelar Pahlawan Nasional,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta mengucapkan terima kasih kepada Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat atas jasanya membantu masyarakat Jepara mengangkat Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan Nasional.
“Tanpa bantuan Ibu mungkin sulit tercapai,” kata dia.
Edy berharap, nilai-nilai perjuangan Ratu Kalinyamat tidak hanya menjadi cerita semata, tetapi harus segera diwujudkan dalam bentuk nyata agar bisa dipahami oleh generasi penerus bangsa. (*)