Subardi Optimistis Danantara Mampu Berdaya Saing Internasional
JAKARTA (25 Februari): Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Subardi, optimistis Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) memiliki daya saing internasional.
Danantara diproyeksikan akan mengelola aset kekayaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bernilai fantastis mencapai Rp15-16 ribu triliun.
“Total kekayaan, aset BUMN itu semuanya ada Rp15-16 ribu triliun. Sekarang belum efektif, masih sepotong-sepotong. Danantara menjadi induk mereka karena punya kapasitas besar dan diperhitungkan. Kita punya alam yang luar biasa kekayaaanya, sehingga akan mampu mempunyai daya saing yang kuat dan diperhitungkan,” ujar Subardi di Jakarta, Selasa (25/2/2025).
Legislator Partai NasDem dari Daerah Pemilihan DI Yogyakarta itu mengungkapkan, pengelolaan investasi yang dinaungi Danantara akan berkiprah ke kancah internasional.
“Ada satu leader untuk melakukan investasi sehingga bisa bermain, bisa contribute, dan berkompetisi dengan internasional. Ada Temasek Singapura, ada 1MDB (1Malaysia Development Berhad) Malaysia, dan lain sebagainya,” ungkap Subardi.
Ia menerangkan, Danantara juga akan diperkuat dengan peran para wakil pemerintah dalam mengoperasionalisasikan kinerja dalam mengelola investasi. Maka, orkestrasi Danantara diharapkan dapat optimal dan menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“BUMN yang telah ada sekarang tentu akan dilakukan revitalisasi tidak hanya bekerja sendiri, tapi kementerian BUMN dan Danantara akan berdiskusi untuk mengambil langkah karena di dalam Danantara tersebut akan ada dewan pengawas terdiri dari wakil pemerintah yang dilimpahi kewenangan dari presiden. Ada Menkeu, Ada Mentri BUMN, termasuk Danantara sendiri, sehingga komprehensif dalam mengelola ini,” paparnya.
Menurutnya, Danantara juga diharapkan berkontribusi pada kondisi BUMN yang sedang dihadapkan dengan sejumlah tantangan. Untuk itu, Danantara dapat menggenjot kinerjanya dalam menopang perekonomian Indonesia.
“Memang saat ini BUMN banyak bermasalah, ada yang terlilit utang, rugi. Tapi ada beberapa BUMN yang sehat. Semuanya bergabung sesuai peraturan perundang-undangan sehingga kokoh dan efektif dalam pengelolaan kekayaan alam, bisnis BUMN jauh lebih bagus sehingga positif bagi ekonomi negara kita,” pungkasnya.
(tvparlemen/Safa/*)