Pendidikan di Wilayah Timur Indonesia Perlu Mendapat Perhatian Serius
JAKARTA (27 Februari): Kepala Kelompok Fraksi (Kapoksi) Partai NasDem Komisi X DPR RI, Ratih Megasari Singkarru, menaruh perhatian serius pada kondisi pendidikan di wilayah timur Indonesia. Mulai dari kondisi infrastruktur pendidikan, ketersediaan tenaga pendidik, hingga minimnya program studi di perguruan tinggi.
“Saya dari Dapil Sulbar, Pak. Kami inshaallah sudah keluar dari daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Namun kalau bapak-bapak semua sudah pernah ke sana, masih banyak hal-hal yang harus diperhatikan, khususnya dunia pendidikan,” ujar Ratih dalam Rapat Dengar Pendapat Umum Komisi X DPR dengan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (27/2/2025).
Ratih meyakini kondisi pendidikan serupa juga terjadi hampir di semua wilayah timur Indonesia. Contohnya masih sulitnya membuka program studi baru di kampus. Kesulitan terjadi karena minimnya tenaga pendidik yang bersedia mengajar di sana.
“Kadang mereka kesulitan membuka prodi baru karena tidak adanya tenaga pengajar. Dan terkadang kalau mengajar di 3T, mereka mikir-mikir gitu loh. Mungkin balik lagi terkait masalah tunjangan, jarak, fasilitas, dan lain sebagainya, banyak pertimbangannya,” tegasnya.
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang menjadi percontohan perguruan tinggi lain. imbuhnya, masih kekurangan dosen sebesar 40%. Hal itu menjadi keprihatinan, terlebih PTS di wilayah timur yang kurang diminati para pendidik.
“Saya yakin di berbagai daerah, khususnya di wilayah timur mungkin kondisinya agak sama,” tandasnya.
Ratih menekankan minimnya prodi di kampus membuat calon mahasiswa tidak tertarik untuk masuk kampus di daerah. Mereka lebih memilih kuliah di luar daerah dengan program studi yang beragam.
“Biasanya mereka tuh jarang mau kuliah di tempat mereka karena jurusannya tidak sesuai dengan minat mereka atau tidak populer. Jadi mereka banyak keluar daerah gitu,” tandasnya.
Dia meminta PTN berkolaborasi dengan PTS untuk berusaha membuka prodi baru, terutama untuk kampus di daerah. Hal itu diperlukan agar calon mahasiswa tidak perlu keluar daerah untuk berkuliah. (Yudis/*)