Kesejahteraan tak Terjamin, Furtasan Khawatir Minat Jadi Pendidik Menurun
JAKARTA (6 Maret): Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Furtasan Ali Yusuf, khawatir minat generasi muda untuk menjadi tenaga pendidik menurun atau bahkan hilang. Profesi pendidik harus menjanjikan kesejahteraan sehingga menarik minat kaum muda.
“Saya gundah, khawatir betul. Ketika masuk ke kelas-kelas, saya bertanya kepada teman-teman atau anak-anak SMA, kamu cita-citanya mau jadi apa? Aneh-aneh jawabannya. Jarang yang mau jadi guru dan jadi dosen,” ungkap Furtasan seusai menerima audiensi Aliansi Dosen ASN Kemendiktisaintek (Adaksi), di Ruang Rapat Fraksi NasDem, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (6/3/2025).
Jika minat generasi muda menjadi guru menurun, menurut Furtasan, itu merupakan kemunduran. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa tidak bisa lepas dari peran pendidik.
“Banyak talenta bagus tapi tidak didampingi dosen atau guru yang berkualitas, berbahaya. Kalau kita bandingkan, penghasilan guru kita dengan guru negara tetangga, memang jauh,” tegasnya.
Adaksi menyampaikan aspirasi terkait tidak diberikannya tunjangan kinerja (tukin) dosen mulai dari tahun 2021. Adaksi diterima anggota Fraksi NasDem di antaranya Lestari Moerdijat, Charles Meikyansah, Andina Thresia Narang, dan Furtasan Ali Yusuf.
“Yang diminta dua hal, yang pertama tukin 2021-2024, yang kedua tukin tahun 2025 juga belum keluar,” tandasnya.
Furtasan mengatakan, untuk tukin dosen tahun 2025 sudah ada di anggaran Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Namun anggaran tersebut masih belum bisa dicairkan.
“Ada harapan untuk 2025, sudah muncul di anggaran, Rp2,5 triliun, tapi masih dibintangi. Artinya, untuk sekarang belum bisa dicairkan. Dan sudah dijanjikan masuk dalam anggaran perubahan 2025 ini,” ujarnya.
Furtasan meminta pemerintah serius menyelesaikan pembayaran tukin dosen. Hak keuangan dosen tersebut mesti segera diberikan.
“Kami minta agar tukin yang sudah menjadi hak mereka harus dibayarkan,” pungkasnya.
(Yudis/*)