Butuh Kecepatan dan Ketepatan Bertindak dalam Menjaga Stabilitas Moneter

Getting your Trinity Audio player ready...

JAKARTA (16 April): Ketua Kelompok Fraksi (Kapoksi) Partai NasDem Komisi XI DPR RI, Martin Manurung, mengapresiasi masih terjaganya stabilitas moneter dan sistem keuangan Indonesia secara umum, di tengah gejolak perekonomian global. Gejolak terjadi akibat kebijakan tarif yang dilakukan Amerika Serikat (AS).

Hal itu disampaikan Martin saat rapat bersama Bank Indonesia (BI) dan Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS), dalam Kunjungan Kerja Komisi XI DPR ke Provinsi Jawa Tengah, Senin (14/04/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Martin menekankan agar Bank Indonesia secara khusus mengelola risiko volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan menjaga kecukupan cadangan devisa Indonesia dalam menghadapinya.

“Juga perlu dicermati pergerakan nilai tukar rupiah terhadap berbagai mata uang lain yang berperan dalam perekonomian dan perdagangan regional dan global,” ujar Martin.

Wakil Ketua Badan Legislasi DPR RIĀ itu mengatakan, ekonomi masih cukup stabil karena perekonomian kita didominasi oleh faktor domestik. Meski demikian, gejolak perdagangan tetap harus dicermati untuk tetap berperan dalam produk domestik bruto (PDB) dan pertumbuhan ekonomi. Pemerintah harus tetap menjaga daya beli masyarakat.

“Di saat yang sama, secara bersama-sama dengan kementerian dan lembaga juga tetap menjaga daya beli untuk menopang konsumsi yang kita tahu berperan signifikan dalam PDB Indonesia,” kata Martin.

Dengan demikian, lanjut Martin, dibutuhkan kebijakan moneter yang mengelola kecukupan uang beredar dengan mengamati secara cermat pergerakan tingkat suku bunga secara komparatif dengan kondisi regional dan global.

Dalam kesempatan itu, Martin juga menyinggung peran penting Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) kaitannya dengan stabilitas sistem keuangan.

“LPS juga berperan penting untuk stabilitas sistem keuangan dengan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap simpanan di perbankan. Ketepatan dan kecepatan bertindak bila terjadi indikasi masalah menjadi penting,” kata Martin mengingatkan.

(Yudis/*)

Add Comment