Herlin Beatrix Monim, Semangat Kartini dari Tanah Papua
Getting your Trinity Audio player ready...
|
JAYAPURA (24 April): Dalam semangat memperingati Hari Kartini, bangsa Indonesia kembali menyoroti peran perempuan dalam memperjuangkan kesetaraan dan keadilan. Dari timur Indonesia, sosok Herlin Beatrix Maryke Monim, tampil sebagai simbol perempuan tangguh yang menorehkan sejarah di panggung politik Papua.
Perempuan kelahiran Sentani, Jayapura, 1 Juli 1975 ini mencatatkan namanya sebagai perempuan pertama asli Papua yang menduduki kursi pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) periode 2024–2029. Sebuah capaian yang tidak hanya membanggakan, tetapi juga membuka jalan bagi perempuan lain untuk berani mengambil peran penting dalam pengambilan kebijakan publik.
“Kalau ada satu perempuan bangkit, maka bisa mengubah satu keluarga, tetapi kalau ada banyak perempuan yang bangkit, maka mereka bisa mengubah suatu bangsa,” ujar Herlin, menggarisbawahi keyakinannya akan kekuatan kolektif perempuan.
Perjalanan Herlin di dunia politik bukanlah hal instan. Ia memulai kariernya sebagai anggota biasa di DPRP, kemudian dipercaya menjadi Ketua Komisi II, dilanjutkan menjadi Ketua Komisi IV, hingga menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai NasDem DPRP. Ketekunan dan dedikasi inilah yang kemudian membawanya ke posisi Wakil Ketua I DPRP.
Ia menegaskan bahwa perjuangan di dunia politik bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan proses, motivasi, serta panggilan untuk melayani masyarakat.
“Saya bersyukur kepada Tuhan atas tanggung jawab ini. Ini adalah bentuk pertolongan Tuhan dan peran penting partai politik yang memberikan ruang bagi perempuan untuk terlibat dalam dunia politik,” ucapnya baru-baru ini.
Sebagai kader Partai NasDem, Herlin juga menaruh perhatian besar terhadap perjuangan hak-hak perempuan di Papua. Baginya, perempuan harus menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan di lembaga legislatif agar kebijakan yang berpihak kepada masyarakat, khususnya perempuan, dapat benar-benar diwujudkan.
“Kepentingan perempuan tidak hanya bisa dibicarakan di luar parlemen. Kita harus berada di lembaga ini untuk menentukan arah kebijakan pemerintah yang membantu perempuan dan masyarakat luas,” tegasnya.
Herlin mengakui bahwa perjalanan ini tidak lepas dari dukungan keluarga. Ia menyebut almarhum suami dan anak-anaknya sebagai kekuatan besar yang selalu memberikan semangat dalam menghadapi berbagai tantangan dan kritik selama bertugas. Dukungan inilah yang menjadikannya semakin mantap meniti jalan pengabdian.
Pemilihan Herlin Beatrix Monim sebagai pimpinan DPRP juga menjadi refleksi dari peran strategis Partai NasDem yang berhasil merebut delapan kursi di parlemen Papua. Ini menjadi bukti komitmen NasDem dalam mendorong keterwakilan perempuan dan pembaruan politik dari daerah.
“Doakan saya agar dapat menjadi berkat bagi rakyat, terutama perempuan Papua, melalui amanah yang saya emban,” ujarnya penuh harap menutup percakapan.
(WH/KL)