Pembangunan Harus Menjawab Kebutuhan Dasar Masyarakat
Getting your Trinity Audio player ready...
|
MAKASSAR (25 April): Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Teguh Iswara Suardi, mengajak seluruh pihak melihat pembangunan dari perspektif yang lebih inovatif, ramah disabilitas, dan berakar pada budaya lokal.
Hal itu disampaikan Teguh saat menjadi pembicara kuliah umum ‘Perancangan Karya Pembangunan Daerah melalui Kolaborasi Keinsinyuran’, di Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (24/4/2025).
Ketua Forum Insinyur Muda Sulawesi Selatan itu membagikan pengalamannya saat merancang perpustakaan daerah Kabupaten Barru yang mencerminkan nilai budaya, teknologi, dan prinsip keberlanjutan.
“Waktu itu saya ingin menjadikan bangunan ini bukan hanya tempat membaca, tapi juga ruang untuk merayakan kekayaan budaya kita. Jadi kami hadirkan unsur-unsur lokal seperti bentuk lontar, motif tradisional, dan tulisan-tulisan khas yang mengelilingi bangunan dalam interpretasi moderen,” ujar Teguh di hadapan para mahasiswa.
Teguh mengatakan, desain bangunan perpustakaan itu juga mengutamakan inklusivitas dan ramah terhadap penyandang disabilitas. Ruang publik harus menjangkau semua kalangan, dari orang tua hingga anak-anak, dari pejalan kaki hingga pengguna kursi roda.
“Kami merancang ram yang mengelilingi bangunan supaya teman-teman penyandang disabilitas bisa mengakses semua area dengan mudah. Anak-anak pun senang, karena jalurnya bisa mereka jadikan tempat bermain sambil belajar,” ujar Teguh.
Selain itu, Teguh juga menekankan pentingnya bangunan publik yang ramah energi. Efisiensi energi juga menjadi fokus utama. Perpustakaan Barru itu didesain agar terang di siang hari tanpa banyak menggunakan listrik, berkat pencahayaan alami dan panel aluminium berbentuk lontar yang sekaligus menjadi pelindung dari panas.
“Kami ingin membuktikan bahwa arsitektur bisa ramah energi tanpa mengorbankan kenyamanan maupun nilai estetika,” urai Teguh.
Dalam kesempatan terseut, Teguh memberikan motivasi kepada para mahasiswa untuk menyiapkan diri sejak dini menghadapi tantangan dunia profesional.
“Hari ini kalian belajar teori dan konsep, tapi besok dunia akan menuntut keterampilan nyata. Kuasai teknologi, perluas jejaring, dan jangan lupa asah kepekaan sosial kalian. Bekal itulah yang akan membuat kalian bukan hanya lulus sebagai sarjana, tapi juga sukses sebagai pemimpin di bidang kalian masing-masing,” pesan Teguh.
Menutup kuliah tersebut, Teguh menegaskan sikapnya untuk terus menjadi penghubung antara aspirasi masyarakat dan kebijakan pembangunan, terutama di daerah pemilihannya Sulawesi Selatan II (Bulukumba, Sinjai, Bone, Maros, Pangkajene dan Kepulauan, Barru, Soppeng, Wajo, dan Kota Parepare).
“Saya ingin menjadi jembatan bagi masyarakat, jembatan yang menghubungkan mereka dengan akses pendidikan yang layak, dan infrastruktur yang kuat. Saya percaya, pembangunan yang benar-benar menyentuh adalah yang mampu menjawab kebutuhan paling dasar masyarakat,” tukasnya.
(Yudis/*)